Ilustrasi Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) - - Foto: Antara/ Puspa Perwitasari
Ilustrasi Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) - - Foto: Antara/ Puspa Perwitasari

Kredit Bank Himbara Kuartal I-2021 Disebut Sudah Positif

Husen Miftahudin • 10 April 2021 15:00
Bali: Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo menyebutkan kredit Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) pada kuartal I-2021 sudah tumbuh positif. Padahal sebelumnya kredit-kredit bank pelat merah tersebut tertekan akibat pandemi covid-19.
 
Kartika yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) mengungkapkan bahwa pengungkit kredit Himbara adalah sektor mikro Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

 
"Saya sudah cek angkanya. (Kredit) Maret 2021 pertumbuhan untuk Himbara sudah positif secara year on year (yoy), dan semoga sampai dengan kuartal kedua positifnya semakin besar," kata Kartika dalam acara Sarasehan Akselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional-Temu Stakeholders di Bali, Jumat, 9 April 2021.

Kartika menyadari pertumbuhan kredit secara industri pada Februari 2021 masih terkontraksi pada kisaran minus dua persen. Namun angka tersebut diyakininya akan kembali membaik di tengah, sehingga mampu mendongkrak pemulihan ekonomi nasional.
 
"Pertumbuhan sudah mulai positif utamanya di mikro, terutama Kredit Usaha Rakyat (KUR). Namun yang masih negatif di korporasi secara nasional dan modal kerja ini belum ke-trigger. Kita akan terus dorong di KUR dan mikro," tegas dia.
 
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kredit perbankan pada Februari 2021 kembali terkontraksi hingga sebesar minus 2,15 persen (yoy). Angka ini kembali tertekan setelah pada Januari 2021 pertumbuhan kreditnya negatif 1,92 persen (yoy).
 
"Kondisi ini seiring dengan tingginya tren pelunasan kredit serta belum pulihnya permintaan sektor usaha," ungkap Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso.
 
Terkait hal tersebut, Wimboh menyatakan bahwa permintaan penurunan suku bunga kredit oleh berbagai pihak bukanlah satu-satunya solusi untuk mendorong pertumbuhan kredit. Berdasarkan data OJK, tren suku bunga yang sudah turun di masa pandemi malah belum mampu menjadi stimulus pelaku usaha untuk menggunakan fasilitas kreditnya.
 
"Pantauan OJK juga menunjukkan bahwa penurunan bunga kredit modal kerja dan investasi tidak mempengaruhi jumlah penyaluran kredit perbankan," tuturnya.
 
Secara tegas, Wimboh menekankan bahwa saat ini yang dibutuhkan adalah mengembalikan permintaan (demand) masyarakat. Efektivitas program vaksinasi akan menjadi game changer bagi percepatan pemulihan ekonomi nasional karena akan memberikan kepercayaan bagi masyarakat untuk melakukan aktivitas normal kembali.
 
"Sektor jasa keuangan sangat siap untuk menyalurkan pembiayaan ke sektor yang memberikan dampak besar bagi penciptaan lapangan kerja dan perekonomian nasional," pungkas Wimboh.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan