Selain itu, Adira Finance membukukan pendapatan bunga sebesar Rp8,5 triliun atau turun sebanyak 5,2 persen ketimbang periode sama tahun lalu. Beban bunga turun 4,6 persen yoy menjadi Rp3,4 triliun yang membuat pendapatan bunga bersih sebesar Rp5,1 triliun atau turun 5,6 persen yoy dan margin bunga bersih sebesar 13,1 persen di kuartal III-2020.
Adira Finance telah menurunkan biaya beban operasional 1,1 persen menjadi Rp2,7 triliun. Di samping itu, cost of credit naik sebanyak 6,9 persen yoy dan beban lain-lain meningkat akibat adanya biaya kerugian atas restrukturisasi kredit sebesar Rp385 miliar di kuartal III-2020.
"Dengan demikian Adira Finance mencatatkan laba bersih sebesar Rp 814 miliar atau turun 42,6 persen dibandingkan dengan periode sama 2019. Rasio ROA dan ROE masing-masing tercatat sebesar 3,3 persen dan 14,3 persen," kata Presiden Direktur Adira Finance Hafid Hadeli, dalam konferensi pers virtual paparan publik tahunan 2020, Selasa, 3 November 2020.
Lebih lanjut, kondisi perekonomian Indonesia yang melemah berdampak terhadap penjualan industri otomotif sehingga menyebabkan kontraksi yang cukup dalam baik terhadap sepeda motor maupun mobil. Penjualan industri mobil baru ritel tercatat turun 46 persen yoy menjadi 407 ribu unit di kuartal III.
Secara keseluruhan penurunan terbesar didominasi segmen mobil baru penumpang 48 persen yoy menjadi 304 ribu unit, diikuti segmen mobil baru komersial turun 41 persen yoy menjadi 103 ribu unit. Kemudian penjualan industri sepeda motor baru ritel mencatatkan penurunan 40 persen menjadi 2,9 juta unit di sepanjang Januari hingga September 2020.
Pembiayaan baru
Hafid menjelaskan penyaluran pembiayaan baru tercatat sebesar Rp13,3 triliun di kuartal III-2020 atau turun sebanyak 53 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Penurunan penyaluran pembiayaan baru ini sejalan dengan lemahnya kinerja penjualan industri otomotif akibat kontraksi ekonomi dalam enam bulan terakhir.
"Dengan demikian total piutang yang dikelola kami mengalami penurunan sebesar 14 persen yoy menjadi Rp46,1 triliun hingga akhir September 2020," kata Hafid.
Secara keseluruhan, Adira Finance telah menyalurkan pembiayaan baru sepeda motor sebesar Rp6,0 triliun yang terdiri dari pembiayaan untuk sepeda motor baru sejumlah Rp4,9 triliun dan sepeda motor bekas sebesar Rp1,1 triliun di kuartal III-2020.
Penyaluran pembiayaan mobil sebesar Rp4,9 triliun terdiri dari pembiayaan mobil baru sebesar Rp 2,9 triliun dan Rp 2,0 triliun adalah pembiayaan mobil bekas. Sementara itu penyaluran pembiayaan non-automotif tercatat sebesar Rp 2,4 triliun hingga akhir September 2020.
Hafid menambahkan dalam menghadapi tantangan di masa pandemi covid-19 ini Adira Finance telah menyiapkan strategi-strategi utama agar dapat terus melayani konsumen seperti memastikan kegiatan operasional berjalan dengan baik, dan memberikan program restrukturisasi kredit kepada konsumen yang terkena dampak langsung covid- 19.
"Kemudian mendorong program penjualan dengan menetapkan program pemasaran yang menarik bagi konsumen, perusahaan menjaga kualitas aset melalui praktik kehati-hatian dalam menyalurkan pembiayaan baru, memperkuat aktivitas collection, dan menjaga likuiditas secara efektif," kata Hafid.
Lebih lanjut, masih kata Hafid, Adira Finance memberikan bantuan kepada konsumen yang terkena dampak langsung pandemi covid-19 berupa program restrukturisasi kredit sesuai dengan arahan regulator. Hingga 30 September 2020, Adira Finance telah memberikan program restrukturisasi kepada konsumen sebanyak 812 ribu kontrak atau senilai Rp 18,6 triliun.
"Meski demikian, jumlah nilai restrukturisasi sudah mulai melambat sejak Juli 2020. Perusahaan juga menjadi lebih selektif dalam menyalurkan pembiayaan baru terutama pada kondisi di masa pandemi ini untuk menjaga kualitas aset. Di kuartal III-2020 Perusahaan menjaga NPL berada di level 1,8 persen ketimbang kuartal II-2020 sebesar 3,1 persen," tuturnya.
Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila mengatakan piutang pembiayaan yang didanai melalui skema pembiayaan bersama mencapai Rp20,6 triliun, setara dengan 45 persen dari piutang pembiayaan yang dikelola di kuartal III-2020. Sementara pinjaman eksternal yang beredar sebesar Rp20,6 triliun.
Pinjaman perbankan dan obligasi, lanjutnya, masing-masing memiliki kontribusi sebesar 57:43 persen. Gearing ratio turun menjadi 2,7 kali dari sebelumnya 3,1 kali pada Kuartal III-2019, sehingga Adira Finance masih memiliki ruang gerak yang cukup besar untuk melakukan ekspansi bisnis ke depan.
"Dalam mengelola likuiditas, kami telah memenuhi kebutuhan pendanaan hingga akhir tahun. Di kuartal III kami telah membukukan sebesar Rp10,2 triliun penerbitan baru dari pinjaman eksternal yang terdiri dari onshore, offshore, dan obligasi untuk mendukung bisnis kami," pungkas Made.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News