Ilustrasi. FOTO: The Cheaper Insurance
Ilustrasi. FOTO: The Cheaper Insurance

3 Jurus Jasindo Dongkrak Bisnis di 2021

Husen Miftahudin • 11 Desember 2020 12:02
Jakarta: Industri di Indonesia mengalami penurunan signifikan selama pandemi covid-19. Namun, dengan segera dilakukan distribusi vaksin covid-19 pada awal tahun depan, bisnis dinilai akan berkembang pesat pada 2021. Kondisi ini membuat PT Asuransi Jasa Indonesia atau Asuransi Jasindo merasa siap menghadapi pertumbuhan bisnis di tahun depan.
 
Direktur Pengembangan Bisnis Asuransi Jasindo Diwe Novara mengatakan pandemi covid-19 telah membawa perubahan yang cukup substansial terhadap ekonomi, terhadap cara beraktivitas dan bertransaksi, termasuk perubahan prioritas dan sejumlah keputusan ekonomi.
 
Kondisi ini, lanjutnya, terjadi pada semua pelaku ekonomi, baik rumah tangga, perusahaan, maupun pemerintah. Adapun perubahan ini tentu membawa peluang sekaligus ancaman bagi dunia usaha. Artinya sepanjang jeli membaca situasi dan cepat dalam beradaptasi dengan tatanan baru ini, tentu akan semakin banyak peluang yang bisa ditangkap.

"Bahkan lebih banyak dari sebelum pandemi. Sekaligus, meminimalisasi dampak negatif dari ancaman-ancaman tersebut," ujar Diwe, dalam keterangannya, Jumat, 11 Desember 2020.
 
Diwe mengaku pihaknya melakukan perubahan yang cukup drastis terhadap strategi perusahaan di saat pandemi. Strategi pertama yakni dari yang semula lebih pada growth strategy menjadi defensive strategy.
 
"Yang penting kita lindungi dulu akun-akun perpanjangan. Kemudian, fokus pada COB-COB yang tetap tumbuh dengan margin yang baik, di antaranya marine hull, property, dan suretyship," paparnya.
 
Strategi kedua, Asuransi Jasindo mengetatkan kebijakan underwriting menjadi lebih pruden serta memastikan cash flow sehat dengan pengelolaan piutang yang lebih ketat. Bagian dari defensive strategy selanjutnya adalah meluncurkan program cost leadership yang prinsipnya fokus pada efisiensi biaya dan restrukturisasi bisnis yang paling terdampak covid-19.
 
"Strategi ketiga adalah conservative investment dengan fokus pada investasi yang likuid dan instrumen yang berisiko rendah," urai dia.
 
Menurut Diwe penempatan investasi perusahaan dilakukan pada instrumen yang likuid dan aman dengan mengurangi porsi pada instrumen yang bersifat risiko tinggi seperti saham dan reksa dana saham/campuran dan beralih pada instrumen dengan risiko yang lebih rendah seperti deposito, obligasi, dan reksa dana pendapatan tetap.
 
"Di samping itu, kami juga memilih instrumen dengan maturity profile pendek dan likuid. Ini strategi sebagai upaya mengamankan posisi 2020 dulu. Tentu ada strategi pendukung yang utamanya bersifat adaptif," jelas Diwe.
 
Selain itu, pada 2021 Asuransi Jasindo membuat strategi yang fokus terhadap proses bisnis dan SDM. Di aspek bisnis, perusahaan sudah mulai membuat prioritas pada bisnis yang akan menjadi fokus utama, bisnis mana yang akan menjadi pelengkap dan mana yang akan dikurangi. "Semuanya berpatok pada potensi net income-nya," tegas dia.
 
Di aspek proses bisnis, Asuransi Jasindo akan melakukan banyak pembaruan yang tujuannya melakukan simplifikasi proses tetapi tetap memperhatikan proper process dan governance-nya. "Kami melihat potensi ini didigitalisasi, jadi arah dari New Way-nya ini adalah digitalisasi," tuturnya.
 
"Ke depan Asuransi Jasindo juga akan meningkatkan pendidikan tenaga-tenaga marketing, underwriter, dan adjuster untuk memahami lebih dalam risiko yang dihadapi tertanggung dan bisa memberikan advice yang tepat bagaimana manajemen risikonya dari sisi asuransi," tutup Diwe.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan