Rupiah pada Selasa pagi melemah 46 poin atau 0,32 persen ke posisi Rp14.757 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.711 per USD.
"Rupiah hari ini diperkirakan diperdagangkan melemah terhadap dolar AS karena wait and see (menunggu dan mengamati) data inflasi April AS yang akan rilis hari ini dan tren peningkatan yield obligasi pemerintah AS," kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova di Jakarta, Selasa, 9 Mei 2023.
Rully menuturkan perkiraan inflasi April AS sebesar 0,4 persen, lebih tinggi dari inflasi Maret 0,1 persen. Penurunan laju inflasi yang melambat akan berdampak pada kebijakan bank sentral AS atau The Fed yang hawkish dan ketat.
Imbal hasil (yield) obligasi AS naik di atas level psikologis yaitu 4 persen untuk tenor dua tahun dan 3,5 persen untuk tenor 10 tahun.
| Baca juga: Gara-gara Bayar Utang, Cadangan Devisa RI Turun Jadi USD144,2 Miliar! |
Digoyang penurunan cadev
Sementara itu dari domestik, pergerakan rupiah dipengaruhi oleh data cadangan devisa Bank Indonesia (BI) yang turun.
Cadangan devisa (cadev) Indonesia pada akhir April 2023 mencapai USD144,2 miliar, sedikit menurun dibandingkan dengan posisi pada akhir Maret 2023 sebesar USD145,2 miliar.
Penurunan cadev April 2023 antara lain dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan likuiditas valas sejalan dengan antisipasi dalam rangka Hari Besar Keagamaan Nasional.
Rully memproyeksikan rupiah bergerak di kisaran Rp14.690 per USD sampai dengan Rp14.790 per USD. Kemarin, rupiah ditutup merosot 33 poin atau 0,22 persen ke posisi Rp14.711 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.678 per USD.
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id