The State of Global Islamic Economic report 2022 mencatat, total aset keuangan syariah Indonesia sebesar USD119,5 miliar sehingga menempatkan Indonesia sebagai posisi ketujuh aset keuangan syariah terbesar dunia.
"Selain itu, Islamic Indicator Report menyampaikan Indonesia berada di posisi ketiga dalam keuangan syariah global," ungkapnya dalam acara Sharia Economic & Financial Outlook, Jumat, 10 Februari 2023.
Di dalam negeri, perkembangan keuangan syariah terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada posisi November 2022, total aset keuangan syariah Indonesia sudah mencapai Rp2.312 triliun atau tumbuh 15,16 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Dengan perkembangan ini, pangsa pasar keuangan syariah Indonesia mencapai 10,6 persen dari total nilai aset keuangan Indonesia. Sementara dilihat dari komposisi kontributor aset keuangan syariah di Indonesia terbesar berasal dari sukuk negara sebesar Rp1.328 triliun, disusul dengan industri perbankan syariah yang mencapai Rp756 triliun.
"Berbagai capaian tadi membuat kita semakin optimis, hal ini mengingatkan kita harus tetap mengatasi tantangan dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia melalui inovasi dan kolaborasi," ujar Friderica.
Ciptakan inovasi produk keuangan syariah
Namun demikian, akunya, beberapa hal perlu dicermati utamanya soal pangsa pasar keuangan syariah yang relatif masih rendah dibandingkan keuangan konvensional. Hal ini terutama karena produk keuangan syariah yang belum cukup variatif dibandingkan keuangan konvensional.
Untuk itu, diperlukan inovasi yang konsisten dan terus menerus untuk menciptakan produk keuangan syariah yang dapat memberikan nilai tambah dengan tetap mematuhi prinsip syariah.
Tantangan lainnya, dari hasil survei nasional literasi dan inklusi keuangan OJK 2022, yakni tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah masih rendah dan tertinggal jauh dari literasi dan inklusi keuangan nasional.
"Indeks literasi keuangan syariah 9,41 persen sementara nasional 49 persen. Lalu indeks inklusi keuangan syariah mencapai 12,12 persen dibandingkan nasional 85 persen. Jadi memang dibandingkan survei dari tiga tahun sebelumnya memang menggembirakan tapi masih jauh dan banyak ruang yang bisa ditingkatkan. Ini tugas bersama tentunya," tuturnya.
Baca juga: Wapres Evaluasi Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah 2022 |
Tingkatkan kualitas SDM
Friderica juga menilai pemenuhan sumber daya manusia (SDM) ekonomi dan keuangan syariah saat ini belum optimal baik secara jumlah dan kualitas. Pemenuhan SDM dikatakan sangat dibutuhkan untuk mendukung pengembangan industri keuangan syariah di Indonesia.
Dalam menghadapi tantangan dan mengembangkan potensi ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia, ada beberapa hal yang dilakukan oleh OJK. Salah satunya ialah edukasi secara terus menerus dan masif ke seluruh wilayah Indonesia.
"Dalam edukasi syariah, kita lakukan berbagai terobosan. Kami memiliki learning machine system yang memiliki modul yang dapat dimanfaatkan. Ada 10 modul basic dan intermediate yang kami khususkan untuk peningkatan literasi syariah dan diharapkan dapat mendukung peningkatan literasi keuangan syariah Indonesia," tegas Friderica.
Selain itu, pihaknya juga mendorong pengembangam produk keuangan syariah dalam hal ini pengembangan produk syariah yang sesuai dengan karakteristik masyarakat Indonesia dan sesuai prinsip syariah.
"Untuk akses pembiayaan yang memiliki prinsip syariah, ada securities crowdfunding syariah, P2P lending juga banyak yang syariah. Ini diharapkan mendorong pelaku UMKM yang belum bankable mendapatkan alternatif sumber pendanaan yang lebih cepat, mudah, dan terjangkau," pungkasnya.
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id