Ilustrasi. Foto: MI/Pius Erlangga.
Ilustrasi. Foto: MI/Pius Erlangga.

Rupiah Bakal Kesulitan Lawan Dolar AS, Ini Penyebabnya

Husen Miftahudin • 07 September 2023 10:36

Jakarta: Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengakui nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini bakal kesulitan melawan kedigdayaan dolar Amerika Serikat (AS). Pertemuan bank sentral AS, Federal Reserve, jadi penyebab utama mata uang Garuda tersebut diramal mengalami pelemahan.
 
"Pasar sekarang menunggu isyarat lebih lanjut mengenai kebijakan moneter AS dari beberapa pejabat Fed minggu ini, dimulai dari Presiden Fed Dallas Lorie Logan pada Rabu. Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee, bersama dengan anggota komite pasar terbuka Fed John Williams dan Michelle Bowman akan berbicara pada Kamis," ungkap Ibrahim dalam analisis harian, Kamis, 7 September 2023.
 
Pidato tersebut, lanjut dia, disampaikan tepat sebelum penghentian komunikasi oleh The Fed, sebagai antisipasi pertemuan dua hari pada 19-20 September. Bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya, di tengah tanda-tanda menurunnya aktivitas ekonomi baru-baru ini.

Namun The Fed diperkirakan masih akan mempertahankan retorika hawkishnya, mengingat inflasi masih stabil dan pasar tenaga kerja yang juga masih kuat. Gagasan ini diperkirakan akan membebani emas dan logam lainnya untuk sisa tahun ini.
 
Di Asia, Tiongkok akan merilis angka perdagangan pada Kamis, dengan para analis memperkirakan penurunan impor dan ekspor yang lebih kecil.
 
Namun fokus utamanya adalah pada impor komoditas di negara ini hingga Agustus, mengingat aktivitas ekonomi lokal dan pasar properti menunjukkan sedikit tanda-tanda pemulihan.
 
"Data yang dirilis awal pekan ini menunjukkan bahwa sektor jasa Tiongkok tumbuh pada laju paling lambat dalam delapan bulan pada Agustus. Meskipun data sebelumnya menunjukkan adanya ketahanan di sektor manufaktur, aktivitas bisnis secara keseluruhan masih memburuk," papar dia.


Waspadai gejolak global


Lebih lanjut, Ibrahim mengungkapkan saat ini Indonesia perlu mewaspadai gejolak global, walaupun perekonomian RI tetap tumbuh di atas lima persen pada tujuh kuartal berturut-turut.
 
"Tahun depan pertumbuhan ekonomi diperkirakan bisa mencapai 5,2 persen, dengan tetap mengawasi beberapa isu jangka menengah dan jangka panjang," terang dia.
 
Ia menjelaskan, maksud dari isu jangka menengah dan jangka panjang adalah fragmentasi global, perubahan iklim, dan digitalisasi. Selain itu tetap berjaga-jaga jika ada pandemi di masa mendatang yang kemungkinan akan muncul kembali dan akan menjadi prahara baru, baik di Indonesia maupun dunia.
 
Kemudian, perekonomian global yang tumbuh di angka 6,3 persen pada 2021 hingga mengalami perlambatan ke 3,5 persen dibarengi dengan tingkat inflasi yang menurun. Namun pernah sangat tinggi di 2022 dimana hampir seluruh bank sentral menaikkan suku bunga untuk menanggulangi inflasi dan diperkirakan akan tumbuh tiga persen pada 2023 dan 2024.
 
"Sehingga  ada beberapa tantangan jangka pendek, Indonesia harus tetap mengawasi terkait dampaknya ke perekonomian Indonesia serta memitigasi dampak yang ditimbulkan dari suku bunga yang tinggi di dunia dalam waktu yang lama terhadap perekonomian Indonesia," papar Ibrahim.
 
Di saat bersamaan, perang Rusia dan Ukraina yang masih berlanjut yang menunjukkan tensi geopolitik masih akan berlanjut, dan perlambatan ekonomi Tiongkok yang masih berlangsung serta ketegangan yang bisa saja muncul di permukaan antara Korea Utara dan Korea Selatan yang sampai saat ini masih siaga perang dan ketegangan antara Tiongkok dan Taiwan.
 
Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif. Meskipun begitu, mata uang Garuda tersebut akan ditutup melemah.
 
"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.270 per USD hingga Rp15.360 per USD," tutup Ibrahim.


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan