"Enggak bisa seperti itu dong, enggak bisa langsung," kata Inarno di Gedung BEI, Jakarta, Jumat, 13 Maret 2020.
Ia menjelaskan buyback saham oleh emiten dilakukan secara bertahap dan dalam jangka waktu tertentu. Buyback saham juga dilakukan pada harga yang dianggap baik dan wajar oleh manajemen perseroan.
"Kan itu keputusan ada di masing-masing (perusahaan). Tapi begitu dirasa murah pasti buyback lah," ucapnya.
Seperti diketahui, dari beberapa emiten yang melakukan buyback saham, pergerakan harga saham emiten tersebut tidak banyak perubahan.
PT Jasa Marga Tbk (JSMR) contohnya, saat pembukaan harga saham perusahaan sebesar Rp3.900 per saham. Dalam satu hari perdagangan saham JSMR tetap bergerak di zona merah, bahkan turun 200 poin atau 5,13 persen.
Kemudian PT Waskita Karya Tbk (WSKT) pergerakan saham perusahaan hari ini masih didominasi bergerak di zona merah. Saat pembukaan perdagangan saham WSKT berada di level Rp675 per saham. Kemudian bergerak di zona merah dan mengakhiri perdagangan di level Rp635 per saham atau turun 1,55 persen.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai aksi buyback saham yang dilakukan para emiten tidak akan berpengaruh signifikan terhadap pergerakan harga saham.
Ia mengatakan, aksi buyback yang saat ini tengah dilakukan emiten-emiten tidak efektif karena dilaksanakan pada saat tren pasar saham sedang melemah. William justru berpendapat aksi buyback saat ini tidak akan menaikan harga saham karena sifatnya yang hanya menadah.
"Kemungkinan enggak efektif, karena buyback itu belinya saat harga saham makin turun," kata William kepada Medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News