(kiri-kanan) Head of Wealth Management Mirae Asset Sekuritas Indonesia M Arief Maulana; Head of Fund Services Francisca Gerungan; Senior Investment Information Nafan Aji Gusta; dan Senior Research Analyst Robertus Hardy. FOTO: Mirae
(kiri-kanan) Head of Wealth Management Mirae Asset Sekuritas Indonesia M Arief Maulana; Head of Fund Services Francisca Gerungan; Senior Investment Information Nafan Aji Gusta; dan Senior Research Analyst Robertus Hardy. FOTO: Mirae

Wow! Dana Kelolaan Reksa Dana Bakal Lebih Cepat Tembus Target Rp1.000 Triliun

Angga Bratadharma • 09 Februari 2023 19:36
Jakarta: PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia optimistis industri reksa dana di pasar modal akan tumbuh pesat sehingga dana kelolaannya dapat tumbuh menjadi Rp 1.000 triliun dalam tiga tahun ke depan, bahkan lebih cepat lagi.
 
Head of Wealth Management Mirae Asset M Arief Maulana mengatakan ada dua faktor utama pendorong pertumbuhan industri reksa dana. Pertama inovasi teknologi informasi atau Information Technology (IT) dari pelaku pasar modal dengan bertumbuhnya industri fintech dan kedua kondisi masyarakat yang semakin melek teknologi selepas pandemi.
 
"Dengan inovasi IT, kami meyakini target industri reksa dana Rp1.000 triliun pada 2027 akan mudah tercapai, bahkan bisa lebih cepat lagi," ujar Arief, dalam Media Day by Mirae Asset, Kamis, 9 Februari 2023.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan dana kelolaan industri reksa dana Rp504 triliun di tahun lalu berasal dari 2.120 produk reksa dana yang dikelola 96 manajer investasi sejak reksa dana pertama di Indonesia terbit pada 1995. OJK menargetkan dana kelolaan itu tumbuh menjadi Rp1.000 triliun pada 2027.
Baca: Begini Cara BEI Lindungi Investor dari Saham Gorengan

Salah satu pendukung pertumbuhan industri reksa dana adalah agen penjual, di mana Mirae Asset adalah salah satu Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) berlisensi OJK yang memasarkan reksa dana terpilih dari sekitar 30 manajer investasi rekanan.
 
Arief menambahkan bahwa Mirae Asset optimistis Asset Under Administration (AUA) reksa dananya tumbuh lebih cepat daripada pertumbuhan industri yang mencatatkan pertumbuhan majemuk tahunan (CAGR) 10 persen dalam 10 tahun terakhir. Tahun lalu, AUA Mirae Asset tumbuh 100 persen dari Rp500 miliar menjadi Rp1 triliun.
 
"Tahun ini kami optimistis pertumbuhan AUA dapat dua kali lebih tinggi dari pertumbuhan tahunan industri mengingat dana kelolaan industri reksa dana justru turun tahun lalu. Kami meyakini pertumbuhan tersebut dapat tercapai karena dukungan dua keunggulan, yaitu segmen ritel dan inovasi digital Mirae Asset," ujarnya.
 
Lebih lanjut, dalam kondisi ekonomi seperti sekarang, dia menyarankan investor untuk menggunakan strategi alokasi aset (asset allocation) menghadapi masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan, baik nasabah retail maupun korporasi.
 
Salah satu tujuan menggunakan strategi asset allocation adalah membagi investasi ke dalam beberapa instrumen yang berbeda sehingga mendapatkan manfaat diversifikasi risiko yang lebih baik. Salah satu instrumen yang lebih stabil ketika ekonomi global sedang berada pada tren pengetatan kebijakan moneter adalah reksa dana pasar uang.
 
Ia mengatakan keunggulan reksa dana pasar uang dari instrumen pasar uang lain adalah adanya insentif pajak, tidak ada fee beli-jual, portofolio yang terdiversifikasi, likuid karena penarikan dana bisa setiap waktu, dan nilai minimal investasi rendah. Di dalam reksa dana pasar uang, ada instrumen tabungan, deposito, dan efek utang bertenor kurang dari satu tahun.
 
Untuk nasabah korporasi dan institusi, lanjutnya, Mirae Asset memiliki NAVI Corporate sebagai solusi manajemen keuangan dengan fitur-fitur unggulan. Fitur tersebut seperti pembukaan akun online, pembelian online, layanan micro webinar, market update rutin dari tim riset, dan pendampingan oleh relationship manager yang didukung mutual fund counsellor.
 
"Saat ini kami sangat sarankan investor korporasi dan institusi agar melakukan asset allocation sebagian besar portofolionya ke dalam reksa dana pasar uang," tukasnya.

Suku bunga ditahan

Di sisi lain, Senior Investment Information Mirae Asset Nafan Aji Gusta menilai, inflasi global dan nasional dapat terjaga sehingga baik The Fed di AS maupun Bank Indonesia menunjukkan sinyal bahwa penaikan suku bunga akan lebih ditahan. Dengan iklim yang lebih kondusif itu, IHSG yang mulai stabil menguat sejak awal tahun diprediksi akan melanjutkan penguatan.
 
"Secara teknikal, indikator stochastic dan RSI yang masih positif membuat prediksi IHSG akan konsolidasi bullish dengan rentang pergerakan 6.816-7.000 untuk Februari. Dari enam sektor yang masih underperform indeks, sektor yang memiliki potensi terbesar untuk outperform IHSG yaitu keuangan dan barang konsumsi cyclical," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan