Mengutip Bloomberg, Kamis, 15 Juni 2023, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp14.954 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun 47,5 poin atau setara 0,32 persen dari posisi Rp14.906 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan rupiah utamanya lebih disebabkan oleh penguatan dolar AS. Mata uang Negeri Paman Sam tersebut menguat terhadap mata uang lainnya.
"Ini didorong oleh proyeksi hawkish Federal Reserve tentang pengetatan lebih lanjut tahun ini. Sementara pasar menunggu pertemuan kebijakan terbaru Bank Sentral Eropa," ungkap Ibrahim dalam analisis hariannya.
Menurutnya, hawkish Fed yang mendukung penguatan dolar AS ini menyusul kesimpulan dari pertemuan pengaturan kebijakan terbaru dari Federal Reserve, dengan bank sentral memutuskan untuk menghentikan siklus pengetatan kebijakan selama setahun, seperti yang diharapkan secara luas.
"Namun, Fed juga memberi isyarat dalam proyeksi ekonomi baru dimana suku bunga kemungkinan akan naik setengah poin persentase lagi, yaitu dua kenaikan lagi sebesar 25 basis poin, pada akhir tahun ini," paparnya.
Baca juga: Kembali Tak Berdaya, Rupiah Ditutup Nyaris ke Rp15 Ribu |
Bank sentral Eropa bakal kerek suku bunga
Sementara itu, Bank Sentral Eropa (ECB) diperkirakan akan menaikan suku bunga acuan dalam pertemuan minggu ini sebesar 25 basis poin. Langkah seperti itu akan menjadi peningkatan kedelapan berturut-turut dari ukuran itu.
ECB juga diperkirakan akan memberi sinyal lebih banyak kenaikan yang akan datang dalam beberapa bulan mendatang menyusul komentar terbaru Presiden Christine Lagarde dimana tidak ada bukti yang jelas bahwa inflasi yang mendasari telah mencapai puncaknya.
Para pedagang membedakan antara komentar hawkish dari Federal Reserve dan apa yang kemungkinan akan datang dari Bank of Japan (BoJ). BoJ secara luas diperkirakan akan mempertahankan sikap ultra-dovish dan pengaturan kontrol kurva imbal hasil karena upaya untuk mendukung pemulihan ekonomi negara yang baru lahir.
"Namun juru bicara Pemerintah Jepang mencoba menawarkan dukungan vokal untuk yen, dengan mengatakan pergerakan pasar mata uang yang bergejolak tidak diinginkan dan pihak berwenang akan mengambil tindakan yang tepat sesuai kebutuhan," jelas Ibrahim.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, ia memprediksi rupiah pada perdagangan besok akan bergerak secara fluktuatif meskipun kemungkinan besar akan kembali mengalami pelemahan.
"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.940 per USD hingga Rp15.000 per USD," tutup Ibrahim.
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News