Jakarta: Gubernur Bank Indonesia (BI) yang juga Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Perry Warjiyo mendorong peningkatan kapasitas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) milik perempuan.
"Kalau kita memajukan UMKM milik perempuan, kita juga memajukan peran perempuan dalam pembangunan ekonomi dan menciptakan pemimpin perempuan di Indonesia," kata Perry Warjiyo dalam Sidang Pleno ISEI XXII dan Seminar Nasional, Rabu, 24 Agustus 2022.
Sekitar 64,3 persen dari 65,5 juta UMKM yang terdata di Bank Indonesia dikelola oleh perempuan, yang dapat diberdayakan melalui pembentukan klaster atau kelompok.
"Perempuan terbiasa bekerja kelompok, jadi bantuan bisa diberikan ke kelompok, begitu pula pembinaan dan pengajaran bisa diberikan kepada kelompok, untuk kemudian diberi akses menerima layanan keuangan," ungkapnya.
Pengembangan kapasitas dan penyediaan keuangan bagi UMKM perempuan menjadi salah satu agenda yang akan terus didorong oleh ISEI, di samping terus mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional.
ISEI juga akan turut mengembangkan transformasi digital sebagaimana Bank Indonesia telah meluncurkan BI Fast Payment dan QR Indonesian Standard (QRIS) yang saat ini telah hadir di tiga negara di luar Indonesia.
"QRIS sudah kita sambungkan dengan tiga negara saat ini, dan tahun depan akan disambungkan dengan lima negara," ucapnya.
Perusahaan rintisan berbasis digital atau start up juga diharapkan terus didirikan secara lokal di berbagai daerah di Indonesia oleh kelompok masyarakat yang lebih muda guna memasarkan produk-produk dari wilayah tersebut.
"Selanjutnya ISEI juga melanjutkan pembuatan dari ekonomi hijau dan bagaimana kami memperkuat organisasi ISEI di daerah," ucap Perry Warjiyo.
"Kalau kita memajukan UMKM milik perempuan, kita juga memajukan peran perempuan dalam pembangunan ekonomi dan menciptakan pemimpin perempuan di Indonesia," kata Perry Warjiyo dalam Sidang Pleno ISEI XXII dan Seminar Nasional, Rabu, 24 Agustus 2022.
Sekitar 64,3 persen dari 65,5 juta UMKM yang terdata di Bank Indonesia dikelola oleh perempuan, yang dapat diberdayakan melalui pembentukan klaster atau kelompok.
"Perempuan terbiasa bekerja kelompok, jadi bantuan bisa diberikan ke kelompok, begitu pula pembinaan dan pengajaran bisa diberikan kepada kelompok, untuk kemudian diberi akses menerima layanan keuangan," ungkapnya.
Pengembangan kapasitas dan penyediaan keuangan bagi UMKM perempuan menjadi salah satu agenda yang akan terus didorong oleh ISEI, di samping terus mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca juga: Gubernur BI: Lebih dari 22 Juta UMKM Gunakan QRIS |
ISEI juga akan turut mengembangkan transformasi digital sebagaimana Bank Indonesia telah meluncurkan BI Fast Payment dan QR Indonesian Standard (QRIS) yang saat ini telah hadir di tiga negara di luar Indonesia.
"QRIS sudah kita sambungkan dengan tiga negara saat ini, dan tahun depan akan disambungkan dengan lima negara," ucapnya.
Perusahaan rintisan berbasis digital atau start up juga diharapkan terus didirikan secara lokal di berbagai daerah di Indonesia oleh kelompok masyarakat yang lebih muda guna memasarkan produk-produk dari wilayah tersebut.
"Selanjutnya ISEI juga melanjutkan pembuatan dari ekonomi hijau dan bagaimana kami memperkuat organisasi ISEI di daerah," ucap Perry Warjiyo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News