Mengutip Jisdor Bank Indonesia, Sabtu, 20 Maret 2021, nilai tukar rupiah pada awal pekan ini atau tepatnya Senin, 15 Maret, berada di level Rp14.418 per USD. Lalu pada Selasa, 16 Maret, nilai tukar rupiah melemah ke level Rp14.424 per USD. Kemudian pada Rabu, 17 Maret, mata uang Garuda kembali tertekan ke posisi Rp14.459 per USD.
Sedangkan pada Kamis, 18 Maret, nilai tukar rupiah menguat ke level Rp14.412 per USD. Namun pada akhir pekan atau tepatnya Jumat, 19 Maret, mata uang Garuda tumbang ke posisi Rp14.476 per USD. Nilai tukar rupiah kesulitan meredam amukan mata uang Paman Sam seiring terus meroketnya imbal hasil obligasi AS.
Sementara itu, kurs dolar Amerika Serikat naik tipis pada akhir perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB). Penguatan dapat terjadi setelah Federal Reserve mengatakan tidak akan memperpanjang bantuan sementara dari aturan persyaratan modal untuk bank.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,07 persen menjadi 91,9180 pada akhir perdagangan. Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi USD1,1909 dari USD1,1914 pada sesi sebelumnya, dan poundsterling Inggris turun menjadi USD1,3870 dari USD1,3929 pada sesi sebelumnya.
Dolar Australia turun menjadi USD0,7748 dibandingkan dengan USD0,7764. Dolar AS dibeli 108,88 yen Jepang, lebih rendah dibandingkan dengan 108,99 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9291 franc Swiss dibandingkan dengan 0,9284 franc Swiss, dan turun menjadi 1,2494 dolar Kanada dari 1,2507 dolar Kanada.
Bursa saham Amerika Serikat berakhir bervariasi pada akhir perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB) dibebani oleh penurunan saham perbankan. Kondisi itu terjadi usai Federal Reserve memutuskan untuk tidak memperpanjang bantuan terkait aturan persyaratan modal untuk bank.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun sebanyak 234,33 poin atau 0,71 persen menjadi 32.627,97. Sedangkan indeks S&P 500 melemah sebanyak 2,36 poin atau 0,06 persen menjadi 3.913,10. Indeks Komposit Nasdaq naik 99,07 poin atau 0,76 persen menjadi 13.215,24.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News