"Perluasan ekosistem QRIS yang telah melampaui target 2021 dan mencapai 12,5 juta merchant di pertengahan November 2021," ujar Perry dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan BI secara virtual, Kamis, 18 November 2021.
Perry mengungkapkan pencapaian tersebut merupakan hasil kolaborasi dan sinergi pemerintah pusat dan daerah. "Termasuk kolaborasi dan sinergi dengan kementerian/lembaga, asosiasi/organisasi dan industri, serta seluruh elemen masyarakat," paparnya.
Perry menambahkan bank sentral terus melakukan akselerasi program-program digitalisasi sesuai Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 untuk integrasi ekonomi keuangan digital dan inklusi ekonomi keuangan, serta mendukung pemulihan ekonomi nasional.
"Transaksi ekonomi dan keuangan digital tumbuh pesat seiring meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat untuk berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi digital banking," jelas Perry.
Sebelumnya, Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Filianingsih Hendarta menuturkan sebanyak 94 persen merchant QRIS merupakan para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Adapun 88 persen di antaranya adalah pelaku usaha mikro dan kecil.
Ia mengaku saat ini pelaku usaha besar juga mulai berkembang dan menggunakan QRIS sebagai alat transaksi merchant. Bahkan merchant di sejumlah pusat perbelanjaan telah menggunakan QRIS.
"Jadi kita lihat berbagai segmen, mulai dari segmen pedagang kaki lima. Itu sudah kita garap mikro kecil. Lalu naik di menengahnya juga, lalu di besarnya juga," papar dia.
Selain mendorong lebih banyak lagi para pelaku UMKM untuk menggunakan QRIS sebagai alat transaksi, Filianingsih menuturkan, Bank Indonesia juga sedang fokus menggarap dari sisi demand atau pengguna dari masyarakat itu sendiri.
"Diketahui, QRIS ini juga mulai masuk ke e-commerce dan juga masuk di program-program pemerintah seperti GBBI (Gerakan Bangga Buatan Indonesia), GBWI (Gerakan Nasional Bangga Berwisata di Indonesia Saja), program Digital Kredit UMKM (DigiKU)," pungkas Filianingsih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News