Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah menyatakan hal tersebut terungkap dalam survei yang dilakukan oleh pihaknya terhadap 2.001 UMKM mitra di 12 kota di sebanyak delapan provinsi pada awal 2021.
"Hasil studi memperlihatkan bahwa sebagian besar pelaku UMKM yang dijadikan responden merasa terbantu sejak bergabung di platform pembayaran digital," katanya, dilansir dari Antara, Jumat, 1 Oktober 2021.
Piter memaparkan perbaikan yang dialami tidak hanya terkait fasilitas pembayaran non tunai sebagai alternatif bagi pelanggan yang ingin menghindari penggunaan uang tunai. Selain itu, ujar dia, sebagian besar responden survei juga melaporkan peningkatan transaksi harian dan pendapatan bulanan, serta kini lebih sering menggunakan layanan perbankan.
Ia memaparkan sebanyak 73 persen UMKM sekarang ini lebih sering menggunakan uang elektronik untuk bertransaksi. Sekitar 70 persen UMKM mengalami peningkatan transaksi harian dengan rata-rata kenaikan hingga 30 persen.
"Sementara ekosistem OVO seperti Grab juga memberikan dampak ekonomi sosial yang signifikan bagi UMKM di tengah pandemi covid-19. Sekitar 91 persen pelaku UMKM yang disurvei telah terhubung dengan ekosistem luas OVO, dan mendapatkan manfaat nyata dengan rata-rata kontribusi ekosistem OVO mencapai 18 persen dari total penjualan mereka," kata Piter.
Ekonom Senior dan Founder CORE Indonesia Hendri Saparini menjelaskan, dari survei CORE diketahui bahwa ternyata perilaku pelaku usaha dapat menyesuaikan dengan transformasi digital yang ada.
"Jadi, tidak perlu khawatir bahwa perubahan perilaku tidak diikuti oleh pelaku usaha, khususnya UMKM. Kenyataannya, pelaku usaha juga cepat mengadopsi inovasi di bidang digitalisasi pembayaran. Selanjutnya ini menjadi aset bagi pemerintah, karena digitalisasi pembayaran ini menghasilkan big data yang luar biasa," pungkas Hendri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News