Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Foto: Medcom.id
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Foto: Medcom.id

BI: Peningkatan Kualitas Riset dan Inovasi Jadi Kunci Wujudkan Masa Depan Bank Sentral

Despian Nurhidayat • 25 Agustus 2022 13:26
Jakarta: Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan peningkatan kualitas riset dan inovasi yang diperkuat dengan strategic foresight atau pandangan ke depan yang strategis, menjadi kunci untuk mewujudkan masa depan bank sentral menuju digital dan ekonomi hijau.
 
Salah satu perwujudan transformasi dalam membangun bank sentral digital masa depan adalah dengan penerbitan Central Bank Digital Currency (CBDC). Perry menyampaikan tiga aspek utama terkait penerbitan CBDC.
 
"Pertama, pentingnya penerbitan CBDC sebagai salah satu mandat bank sentral dalam proses penciptaan uang digital mencerminkan pilar kedaulatan suatu negara dan sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah," ungkapnya dalam acara 16th Bulletin of Monetary Economics & Banking International Conference and Call for Paper 2022 secara virtual, Kamis, 25 Agustus 2022.

Kedua, lanjut Perry, distribusi CBDC dapat dilakukan melalui sistem wholesale dan/atau ritel dengan mengadopsi Distributed Ledger Technology (DLT).
 
Ketiga, terdapat tiga prasyarat penerbitan CBDC. Prasyarat ini terdiri dari pengembangan conceptual design, membangun infrastruktur yang mengintegrasikan sistem pembayaran dengan pasar uang secara IntegratedInterconnectedInteroperability, serta bersinergi bersama bank sentral lainnya mengembangkan platform digital CBDC terbaik yang mendukung ekspansi transaksi antarnegara.
 
"Ke depan, Bank Indonesia terus mendorong inisiasi pengintegrasian sistem pembayaran antar negara utamanya regional ASEAN+5. Saat ini sudah terjalin kerja sama dengan Thailand dan Malaysia melalui dukungan penerapan QR Cross Border dan Local Currency Settlement (LCS)," ucap Perry.
 
Dalam kesempatan yang sama, Perry menegaskan masa depan bank sentral perlu didukung dengan penguatan pada tiga aspek kunci. Pertama, bank sentral di masa depan harus mengembangkan proses penciptaan uang secara digital.
 
Kedua, bank sentral perlu mengoptimalkan penerapan digitalisasi dan teknologi dalam proses perumusan kebijakan. Ketiga, memperkuat langkah-langkah dalam menghadapi tantangan ekonomi dan keuangan hijau dengan membangun bisnis proses berbasis digital.
 
Dengan tiga aspek kunci tersebut, bank sentral harus mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi era baru ekonomi keuangan digital dan hijau. "Bank sentral harus mengambil peran utama dalam menavigasi ekonomi untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif," tegasnya.
 
Baca juga: BI Lagi Proses Memilih Perbankan untuk Distribusikan Rupiah Digital

 
Untuk menjembatani dan menstimulasi berbagai pemikiran dalam memajukan ilmu pengetahuan sebagai dasar perumusan kebijakan, BI sejak 2015 secara konsisten terus melakukan penguatan pada ekosistem riset akademis dan kebijakan bidang ekonomi di tanah air.
 
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan peningkatan kualitas riset yang dipublikasikan dan infrastruktur pendukungnya, termasuk peningkatan kualitas penyelenggaraan konferensi internasional.
 
Sejak Juli 2019, BMEB menjadi salah satu jurnal ekonomi Indonesia yang telah diakui oleh Scopus. Hal tersebut menunjukkan pencapaian target Bank Indonesia Institute dalam menyediakan riset yang berkualitas.
 
"Ke depan, Bank Indonesia melalui penguatan Pusat Riset Bank Indonesia akan terus mendorong BMEB untuk dapat berkontribusi nyata pada pembangunan ekonomi nasional, dengan menjadikannya sebagai jurnal internasional dan referensi ilmiah terkemuka di bidang teori dan kebijakan ekonomi, moneter, dan keuangan untuk negara berkembang," paparnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan