Bloomberg mencatat mata uang rupiah berada pada level Rp14.897 per USD atau naik 10 bps atau 0,07 persen. Yahoo Finance melansir mata uang rupiah berada pada level Rp14.895 per USD atau naik 10 bps atau 0,067 persen.
baca juga: Rupiah Menguat Jelang Rilis Data Neraca Perdagangan |
Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Revandra Aritama mengatakan laporan neraca perdagangan yang kembali surplus seperti sebelumnya akan menguntungkan rupiah.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2022 mengalami surplus USD5,76 miliar, dengan nilai ekspor USD27,91 miliar dan impor USD22,15 miliar.
"Jadi neraca perdagangan sampai dengan Agustus 2022 ini membukukan surplus selama 28 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto pada konferensi pers, dilansir Antara, Kamis, 15 September 2022.
Neraca perdagangan nonmigas tercatat surplus USD7,74 miliar dengan komoditas penyumbang surplus utama yaitu bahan bakar mineral, besi dan baja, lemak dan minyak hewan nabati. Sedangkan neraca perdagangan migas tercatat mengalami defisit USD1,98 miliar dengan komoditas utama penyumbang defisit yaitu minyak mentah, hasil minyak, serta gas.
Dari eksternal, laporan inflasi AS pada Agustus yang secara tahunan berada di 8,3 persen, memberikan sentimen kenaikan suku bunga Federal Reserve (Fed) sehingga indeks dolar kembali mengalami kenaikan.
"Penguatan ini mendorong rupiah melemah menjauhi nilai Rp14.800 per USD. Jika The Fed masih tetap agresif dalam menaikkan suku bunga untuk melawan inflasi, tekanan terhadap rupiah bisa semakin besar," ujar Revandra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News