Ia sempat memproyeksikan sebelumnya IHSG akan mengalami penurunan dengan tingkat probabilitas 65 persen menuju 6.750. Tapi, pada kenyataannya IHSG ditutup 6.715 pada Jumat, 9 Desember kemarin, sehingga mendorong penurunan lebih lanjut lagi akan terjadi. Dengan tingkat probabilitas 72 persen, IHSG dapat berpotensi menuju 6.610.
Namun, harapan untuk mengubah penurunan akan terjadi apabila IHSG ditutup di atas 7.130 atau adanya data ekonomi Amerika yang mendorong optimisme untuk mulai hadir di pasar.
"IHSG bisa berpotensi menguat dengan rentang 6.690-6.800," katanya, Minggu, 11 Desember 2022.
Ia berujar saat ini semua mata akan terfokus terhadap data inflasi Amerika yang akan keluar pada 13 Desember 2022, diikuti dengan pertemuan The Fed dan Bank Sentral Eropa pada 15 Desember 2022. Ini akan menjadi saksi apakah pasar akan berbalik arah atau tidak.
"Karena bulan lalu, ketika inflasi Amerika mengalami penurunan, pasar merasakan gegap gempita. Apakah kali ini akan seperti itu? Mungkin hanya waktu yang bisa menjawab," ungkapnya.
Baca juga: IHSG Ambles 1,31% |
Di satu sisi, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji Gusta Utama melihat harga saham perusahaan teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang melemah, berpotensi menekan kinerja pergerakan IHSG kedepannya.
Pada pembukaan perdagangan Jumat pagi, 9 Desember, GOTO memulai debutnya dengan harga di bawah Rp100 per lembar saham. "Sentimen GOTO berpotensi menghambat kinerja pergerakan IHSG," ucapnya.
Kendati demikian, jika melihat sentimen positif fundamental ekonomi domestik yang solid, Nafan mengatakan, window dressing bisa terjadi pada Desember ini.
Window dressing merupakan strategi yang digunakan oleh manajer investasi untuk mempercantik portofolionya sebelum dipresentasikan kepada klien menjelang tutup tahun
"Menurut saya peluang window dressing terbuka lebar. Sejak 2021, IHSG selalu di zona positif saat akhir tahun," pungkasnya.
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*