"Surplus neraca perdagangan meningkat yang bersumber dari perbaikan ekspor seiring dengan pemulihan ekonomi global dan penyesuaian impor akibat permintaan domestik yang belum kuat," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil RDG Bulanan BI secara virtual, Kamis, 19 November 2020.
Sementara itu, lanjut Perry, surplus transaksi modal dan finansial didorong oleh berlanjutnya aliran masuk modal asing sejalan dengan besarnya likuiditas global, tingginya daya tarik aset keuangan domestik, dan terjaganya keyakinan investor terhadap prospek perekonomian domestik.
Perkembangan positif ini berlanjut pada Oktober 2020 didukung oleh neraca perdagangan yang kembali mencatat surplus sebesar USD3,61 miliar dan berlanjutnya aliran masuk modal asing. Pada periode Oktober hingga 16 November 2020, investasi portofolio mencatat net inflows sebesar USD3,68 miliar.
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2020 juga tetap tinggi, yakni sebesar USD133,7 miliar. Angka ini setara pembiayaan 9,7 bulan impor atau 9,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Perry memproyeksi defisit transaksi berjalan keseluruhan tahun 2020 akan tetap rendah. Angkanya, berada di bawah 1,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"Pada 2021, defisit transaksi berjalan diprakirakan tetap terkendali sehingga terus mendukung ketahanan sektor eksternal," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News