"2020 kita kesulitan bisnis dan penuh dengan tantangan, namun Bank Mandiri mencatatkan terus bisa melihat momentum untuk pemulihan ekonomi nasional, antara lain aktivitas penyaluran kredit PEN sebesar Rp66,6 triliun kepada lebih dari 268 ribu debitur," ungkap Darmawan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR secara virtual, Kamis, 4 Februari 2021.
Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo menjelaskan, dana penempatan merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk memulihkan ekonomi nasional di masa pandemi covid-19. Dana tersebut ditempatkan di dalam deposito dengan tenor penempatan selama 110 hari, dan sudah berakhir pada 13 Januari 2021 lalu.
Sigit menjabarkan dana titipan pemerintah tersebut disalurkan ke sejumlah segmen. Untuk segmen Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tersalur sebanyak Rp42,0 triliun kepada 265.520 debitur. Sedangkan segmen non-UMKM tersalur sebanyak Rp24,6 triliun kepada 3.339 debitur.
Berdasarkan sektornya, dana titipan pemerintah itu disalurkan ke sektor perdagangan sebesar Rp23,4 triliun dan sektor pengolahan sebanyak Rp16,5 triliun. Kemudian sektor pertanian dan kehutanan Rp8,5 triliun, sektor konstruksi Rp4,5 triliun, serta sektor lainnya sebanyak Rp13,7 triliun.
Sementara berdasarkan wilayahnya, Bank Mandiri menyalurkan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tersebut ke wilayah Sumatra yang disalurkan kepada 57.210 debitur (21 persen) dengan total pencairan sebesar Rp12,6 triliun (19 persen).
Lalu Kalimantan sebesar Rp4,7 triliun (tujuh persen) kepada 15.640 debitur (enam persen). Selanjutnya Sulawesi dan Maluku kepada sebanyak 18.904 (tujuh persen) dengan total pencairan sebanyak Rp3,6 triliun (lima persen).
"Di Jawa 162 ribu debitur (61 persen) dengan kredit sebanyak Rp42,9 triliun (64 persen). Di Bali dan Nusa Tenggara Rp2,1 triliun (tiga persen) kepada 11.168 debitur (empat persen), dan di Papua kepada 2.989 debitur (satu persen) sebanyak Rp0,8 triliun (satu persen)," tutup Sigit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News