Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada 2020 pertumbuhan kredit industri perbankan, dalam hal ini bank umum, tercatat terkontraksi 2,40 persen secara tahunan. Sedangkan laba bersih terkoreksi 33,08 persen. Rasio kredit bermasalah (NPL), meski masih dalam batas aman yang ditetapkan regulator, tampak naik dari 2,53 persen di 2019 menjadi 3,06 persen.
Tahun lalu, berdasarkan data OJK, sejumlah pos keuangan utama industri BPR mampu tumbuh positif. Dana pihak ketiga (DPK) dan kredit masing-masing tumbuh 3,52 persen dan 1,83 persen. Aset dan modal inti juga tumbuh positif. Tapi memang dari sisi laba pertumbuhannya terkoreksi 16,07 persen.
Meski demikian, penurunan pertumbuhan laba industri BPR masih lebih baik daripada industri bank umum. BPR Intidana Sukses Makmur (BPR Intidana), misalnya, mampu menutup tahun kerja 2020 dengan pencapaian positif melalui fungsi intermediasi yang dijalankan terbilang baik.
"Kunci keberhasilan BPR Intidana dalam mengarungi 2020 adalah kerja keras dan penerapan budaya kerja baru dengan fokus pada Sumber Daya Manusia (SDM) yang andal dan berintegritas," kata Direktur Utama BPR Intidana Polycarpus Feriyanto, dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 24 Agustus 2021.
Polycarpus menjelaskan ada sejumlah strategi yang mendukung kinerja BPR Intidana. Antara lain, tetap melakukan pendekatan jemput bola kepada nasabah, melakukan pendekatan kepada perusahaan BUMN, instansi pemerintah, dan swasta, hingga melakukan proses analisa kredit yang cepat dan efisien namun tetap mengedepankan prinsip prudential banking.
Selain itu, pembenahan organisasi dan pengembangan kompetensi SDM serta perluasan jaringan kantor juga menjadi langkah strategis yang dilakukan BPR Intidana di 2020 untuk mengoptimalkan pertumbuhan bisnis dan pelayanan kepada nasabah. Tahun lalu, BPR Intidana membuka dua kantor cabang.
"Selama 2020 kami telah berupaya untuk melaksanakan langkah-langkah strategis untuk mengelola dan mengembangkan usaha, antara lain pembenahan organisasi, penguatan kompetensi SDM, meningkatkan kualitas pengelolaan aktivitas pemasaran, dan melakukan perluasan ekspansi serta peningkatan branding," kata Polycarpus.
Memasuki 2021, sampai dengan triwulan pertama, BPR Intidana mencatat total aset tumbuh 1,79 persen, dan DPK tumbuh 6,42 persen dari posisi akhir tahun. Dalam hal profitabilitas, BPR Intidana membukukan laba bersih Rp1,12 miliar.
"Target pertumbuhan kredit di 2021 di kisaran empat persen. Namun, melihat perkembangan dunia usaha yang terdampak oleh pandemi, maka diperkirakan pertumbuhan kredit akan cenderung melambat dan penyaluran akan dilakukan secara selektif dan lebih ketat lagi. Sedangkan target pertumbuhan DPK ada di kisaran 13 persen," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News