"Total penyaluran piutang pembiayaan PP BNPL per Mei 2024 meningkat 33,64 persen yoy menjadi sebesar Rp6,81 triliun," ucap Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, dikutip Minggu, 14 Juli 2024.
Ia pun menilai pembiayaan paylater di Indonesia memiliki potensi pasar yang cukup besar sejalan dengan perkembangan perekonomian berbasis digital. Hal tersebut terlihat dari rasio Non-Performing Financing (NPF) gross dan NPF netto PP BNPL yang masing-masing tercatat sebesar 3,22 persen dan 0,84 persen.
Agusman mengatakan tengah mengkaji aturan terkait paylater. Beberapa hal yang masih dalam pembahasan antara lain persyaratan perusahaan pembiayaan yang menyelenggarakan kegiatan paylater, kepemilikan sistem informasi, serta perlindungan data pribadi.
Ia menyatakan hal-hal lain yang juga masih dalam proses pengkajian yakni rekam jejak audit, sistem pengamanan, akses dan penggunaan data pribadi, kerja sama dengan pihak lain, dan manajemen risiko.
Baca juga: OJK: 99,7% Polis Jiwasraya yang Setuju Restrukturisasi Dialihkan |
Pembiayaan syariah naik 27,49%
Tidak hanya pembiayaan paylater, OJK juga mencatat perkembangan pembiayaan syariah pada Mei 2024 cukup baik. "Per Mei 2024, nilai outstanding pembiayaan syariah meningkat 27,49 persen yoy menjadi sebesar Rp26,5 triliun," jelas Agusman.
Nilai pembiayaan syariah bermasalah pun masih terkendali dengan rasio NPF gross sebesar 1,9 persen dan NPF netto sebesar 0,62 persen. OJK pun berkomitmen untuk terus meningkatkan literasi keuangan syariah serta mendorong perusahaan pembiayaan syariah untuk melakukan perluasan produk pembiayaan syariah melalui inovasi dan diversifikasi produk untuk mengembangkan sektor pembiayaan tersebut.
Sementara itu, terkait piutang pembiayaan kendaraan bermotor, Agusman menyatakan pembiayaan sektor tersebut meningkat 12,62 persen yoy menjadi sebesar Rp400,57 triliun per Mei 2024.
Ia menilai hal tersebut menunjukkan penyaluran pembiayaan masih tetap tumbuh positif di tengah penurunan penjualan kendaraan bermotor.
"Dengan melihat tren penyaluran pembiayaan kendaraan bermotor tersebut, diproyeksikan pembiayaan kendaraan masih memiliki peluang tumbuh dengan nilai sebesar 9-11 persen sampai dengan akhir 2024," imbuh Agusman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News