Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Ilustrasi. Foto: Medcom.id

Berkat Ini, Perbankan RI Kuat Hadapi Tekanan Suku Bunga Global

Antara • 30 Oktober 2023 12:16
Jakarta: Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengatakan sektor perbankan tetap solid ditopang dengan permodalan tinggi dalam menghadapi tekanan suku bunga global tinggi untuk waktu yang lebih lama.
 
"Di tengah tingkat suku bunga AS yang tinggi dan keyakinan akan berlangsung lebih lama dari perkiraan semula, industri perbankan Indonesia tetap solid dan resilien dengan ditopang tingkat permodalan (capital adequacy ratio) yang tinggi sebesar 27,41 persen," kata Dian, Senin, 30 Oktober 2023.
 
Dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Komisioner OJK Bulan Oktober 2023 secara daring, Dian menuturkan tingkat permodalan perbankan di Indonesia yang sebesar 27,41 persen per September 2023 secara year on year (yoy) tersebut jauh di atas rata-rata capital adequacy ratio negara lain yang berada di bawah 20 persen.

"Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan prudential kita yang yang konservatif sangat membantu di dalam menangani situasi global yang masih ditandai dengan volatility, uncertainty, complexity, ambiguity," ujar dia.
 
Selanjutnya, ia menuturkan kinerja intermediasi perbankan tetap terjaga dengan pertumbuhan kredit per September 2023 tercatat sebesar 8,96 persen (yoy), namun turun dibandingkan Agustus 2023 yang sebesar 9,06 persen (yoy) menjadi sebesar Rp6.837 triliun dengan pertumbuhan tertinggi pada kredit investasi sebesar 11,19 persen (yoy).
 
Ditinjau dari kepemilikan bank pada September 2023 bank umum swasta domestik menjadi kontributor pertumbuhan kredit terbesar yaitu sebesar 12,19 persen (yoy) dibandingkan dengan pada Juni dan Juli 2023 dengan laju pertumbuhan kredit tertinggi dikontribusikan oleh bank BUMN sebesar 8,30 persen dan 9,81 persen (yoy).
 
Baca juga: Indeks Literasi Keuangan Perempuan Lebih Tinggi dari Laki-Laki
 

Tabungan masyarakat capai Rp8.147 triliun


Di sisi lain, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) pada September 2023 tercatat 6,54 persen (yoy), lebih tinggi dari Agustus 2023 yang tumbuh 6,24 persen (yoy). Dengan demikian, DPK per September 2023 sebesar Rp8.147 triliun dengan giro menjadi kontributor pertumbuhan terbesar yaitu sebesar 9,84 persen (yoy).
 
"Pertumbuhan DPK yang termoderasi antara lain karena meningkatnya konsumsi masyarakat dan meningkatnya kebutuhan investasi korporasi pascapencabutan status pandemi covid-19," tutur dia.
 
Likuiditas industri perbankan pada September 2023 dalam level yang memadai dengan rasio-rasio likuiditas jauh di atas level kebutuhan pengawasan, yakni rasio alat likuid/non-core deposit (AL/NCD) dan alat likuid/DPK (AL/DPK) pada September 2023 masing-masing sebesar 115,37 persen dan 25,83 persen, meskipun sedikit turun dibanding Agustus 2023 yang masing-masing 118,50 persen dan 26,49 persen.
 
Namun, rasio AL/NCD dan AL/DPK per September 2023 tetap jauh di atas ambang batas yang masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.
 
Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL Net perbankan sebesar 0,77 persen dengan Agustus 2023 sebesar 0,79 persen dan NPL Gross sebesar 2,43 persen dan Agustus 2023 sebesar 2,50 persen.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan