baca juga:
Rupiah Menguat ke Rp15.726/USD |
"Rilis klaim pengangguran naik menjadi 224 ribu, atau naik dari revisi sebesar 215 ribu pada minggu sebelumnya," kata Analis ICDX Taufan Dimas Hareva kepada Antara, Jumat, 2 Februari 2024.
Angka itu naik dari perkiraan sebelumnya pada level 213 ribu. Data pengangguran yang tinggi membuat kemungkinan penurunan suku bunga The Fed semakin kuat.
Taufan menuturkan data klaim pengangguran AS tersebut menunjukkan pasar tenaga kerja sedang mendingin di tengah periode ketika perusahaan-perusahaan AS mengumumkan rencana untuk memangkas lebih dari 82.300 pekerjaan pada bulan lalu. Hal itu menekan kinerja mata uang dolar AS.
Data manufaktur AS
Selanjutnya, Institute for Supply Management merilis laporan Indeks Manager Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) Manufaktur ISM. Laporan tersebut mengindikasikan PMI Manufaktur ISM membaik dari 47,4 pada Desember 2023 menjadi 49,1 pada Januari 2024, dibandingkan dengan konsensus analis sebesar 47. Angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi.Aktivitas perekonomian di sektor manufaktur mengalami kontraksi selama 15 bulan berturut-turut. Institute for Supply Management (ISM) berkomentar permintaan masih lemah, namun menunjukkan tanda-tanda perbaikan, dan pelaksanaan produksi stabil dibandingkan Desember 2023, karena perusahaan panelis terus mengelola output, input material, dan biaya tenaga kerja.
Di sisi dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi di Indonesia pada Desember 2023 di angka 2,61 persen. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan 2022 yang mencapai 5,51 persen. Inflasi Desember 2023 sebesar 2,61 persen didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Rilis data inflasi yang lebih rendah tentunya memberikan dampak positif bagi pergerakan rupiah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News