Jakarta: Dalam kondisi ekonomi yang terus berubah dan tidak menentu, semakin banyak milenial Indonesia yang menghadapi tantangan dalam mengelola keuangannya. Di tengah kebutuhan akan fleksibilitas finansial, kartu kredit justru sering disalahpahami sebagai sumber risiko, terutama karena stigma seputar gagal bayar (galbay) dan kredit macet.
Data internal Honest Card menunjukkan bahwa pengguna usia 21–30 tahun memiliki risiko gagal bayar (galbay) yang paling tinggi dibanding kelompok usia lainnya. Secara umum, tingkat keterlambatan pembayaran cenderung menurun seiring meningkatnya kelompok usia.
Hal ini bukan semata soal usia, melainkan soal kesiapan dan pemahaman terhadap cara kerja produk kredit. Temuan ini menegaskan pentingnya literasi dan kontrol keuangan sejak dini, terutama bagi pengguna pemula.
Karena itu, dibutuhkan produk kredit yang tidak hanya memberi akses, tetapi juga mendampingi dan membentuk kebiasaan finansial yang sehat. Honest Card hadir sebagai solusi kartu kredit non-bank yang lebih adaptif, transparan, dan selaras dengan kemampuan serta perilaku pengguna.
Sejak diluncurkan, Honest Card mencatat pertumbuhan pengguna yang signifikan. Dalam periode kuartal 4 2024 hingga kuartal 1 2025, jumlah pengguna tumbuh sebesar 66 persen. Kelompok usia 36-50 tahun menjadi demografi dominan, sementara pengguna milenial dan Gen Z meningkat hampir 2x lipat dibanding tahun sebelumnya.
Sebagian besar transaksi terjadi pada kategori kebutuhan harian seperti e-commerce, transportasi, dan groceries, yang mengindikasi bahwa kartu kredit mulai dimanfaatkan sebagai alat pembayaran yang praktis untuk mengatur pengeluaran sehari-hari, bukan sekadar konsumsi impulsif atau simbol gaya hidup.
Untuk mengatasinya Honest Card membangun sistem kredit yang bertahap dan adaptif, menyesuaikan dengan kondisi keuangan pengguna. Fitur-fitur seperti kenaikan limit otomatis tiap bulan bagi pengguna yang rutin membayar tepat waktu dan pengembalian 100% biaya admin bagi yang melunasi tagihan telah terbukti mendorong terbentuknya perilaku finansial yang lebih sehat.
“Kami percaya, akses kredit yang sehat harus dimulai dari pemahaman yang realistis terhadap kondisi keuangan pengguna. Banyak orang sebenarnya ingin tertib secara finansial, tapi sistem yang rumit dan tidak berpihak justru membuat mereka terjebak,” ujar Head of Operations Honest Card Panji Puntadewa, Senin, 27 Mei 2025.
Strategi ini terbukti efektif dalam menekan risiko gagal bayar. Honest Card mencatat penurunan angka kasus keterlambatan pembayaran sebesar 24 persen sejak diluncurkannya fitur-fitur berbasis perilaku pengguna seperti kenaikan limit otomatis dan pengembalian biaya admin.
Bahkan, lebih dari 30 persen pengguna Honest Card rutin membayar penuh dan melunasi tagihannya setiap bulan. Sebuah pencapaian yang mencerminkan efektivitas sistem berbasis edukasi dan kontrol mandiri.
“Karena itu, Honest Card dibangun dengan pendekatan yang memberi ruang untuk belajar, bertumbuh, dan membangun profil kredit yang sehat, yang minim risiko hutang yang menumpuk.”
Kredit untuk Membangun Profil Finansial
Honest Card mengusung pendekatan kredit yang bertujuan membangun profil keuangan jangka panjang, bukan sekadar memberikan akses instan ke limit besar. Pendekatan ini dirancang khusus untuk menjawab kebutuhan pengguna, terutama bagi mereka yang baru memulai perjalanan kredit.
Dengan sistem limit yang bertahap dan disesuaikan dengan perilaku penggunaan, Honest Card tidak hanya memberi keleluasaan dalam pembayaran, tetapi juga melindungi pengguna dari risiko akumulasi utang yang melebihi kapasitas finansial.
Di saat yang sama, sistem ini mendorong disiplin dan tanggung jawab, sehingga membantu membentuk fondasi finansial yang sehat sejak awal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id