Managing Director LRNA Ryanta Soerbakti. Foto: Medcom.id
Managing Director LRNA Ryanta Soerbakti. Foto: Medcom.id

Fokus ke Bus Listrik, Emiten Eka Sari Lorena Siapkan 3 Strategi di 2023

Ade Hapsari Lestarini • 23 Juni 2023 14:20
Bogor: Perusahaan otobus (PO), transportasi angkutan darat, PT Eka Sari Lorena Transport Tbk (LRNA) menyatakan belum bisa bagi dividen pada 2022 kepada para pemegang saham, karena masih fokus membenahi kinerja perseroan.
 
Managing Director LRNA Ryanta Soerbakti mengatakan, secara keseluruhan perbaikan ekonomi global terus meningkat. Tetapi daya beli masyarakat masih belum sepenuhnya pulih dari dampak pandemi covid-19.
 
"Namun untuk tahun ini, perseroan optimistis industri transportasi darat berpenumpang umum ini bisa bertumbuh cepat seiring dengan adanya penambahan infrastruktur dan kenaikan mobilitas masyarakat," kata Ryanta, saat paparan publik, Jumat, 23 Juni 2023.

Dia mengatakan, pemerintah harus didukung oleh seluruh komponen demi mewujudkan rencana dan pelaksanaan pembangunan di segala bidang. Pihaknya meyakini ini akan menjadi momentum bagi perseroan untuk lebih ekspansif.
 
Sepanjang 2022, perseroan mampu memangkas rugi bersih hingga 19,47 persen dari rugi Rp26,47 miliar di 2021 menjadi rugi Rp21,31 miliar di 2022. Pendapatan usaha bahkan melesat 32,62 persen menjadi Rp93,10 miliar dari Rp70,20 miliar di 2021.
 
Pendapatan segmen AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) tercatat Rp82,99 miliar, naik 35,40 persen dari Rp61,294 miliar atau berkontribusi 89,14 persen terhadap total pendapatan. Kontribusinya naik dari tahun sebelumnya 87,31 persen.
 
"Pendapatan kami naik, didorong meningkatnya moblitas masyarakat serta efisiensi dan optimalisasi biaya selama 2022," ujar Ryanta.
 
Di sisi lain, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) disetujui sejumlah agenda penting. Beberapa agenda itu di antaranya pengesahan Laporan Tahunan 2022 dan realisasi serta proyeksi bisnis 2023.
 
RUPST yang diakhiri dengan paparan publik (public expose) ini juga membahas tantangan bisnis sepanjang 2022, agenda pembayaran dividen di masa mendatang dan rencana strategis 2023.
 

Strategi 2023


Selain itu, Ryanta juga mengungkapkan tiga strategi ekspansi perseroan di 2023 yakni fokus pada bus listrik guna memperkuat divisi rental berjangka panjang, memperkuat rute/trayek jarak pendek di sekitar Jabodetabek dan memperluas Angkutan Bandara
(Jabodetabek Airport Connexion/JAC) karena memiliki potensi yang luar biasa.
 
"Kami memasuki era baru di divisi rental dengan mulai mengoperasikan bus listrik, karena kami meyakini electric bus adalah masa depan dari transportasi di Indonesia," katanya.
 
Tahun lalu, kontribusi pendapatan segmen Jabodetabek Airport Connexion (JAC) ini total
pendapatan naik dari 2,66 persen menjadi 3,54 persen dan saat ini beroperasi dengan 18 unit untuk beberapa rute, di antaranya Bogor-Bandara Halim Perdana Kusuma, Cibubur-Bandara Halim, BSD City-Bandara Halim, BSD City-Bandara Soekarno Hatta, dan Bogor-Soekarno Hatta.
 
Ryanta mengatakan, perseroan juga akan terus melakukan efisiensi di segala bidang guna meringankan beban serta menutup jurusan-jurusan yang tidak lagi menguntungkan serta memperkuat jurusan-jurusan jarak pendek dan bersifat commuter line di antaranya Jabodetabek Residence Connexion (JRC), Jabodetabek Airport Connexion (JAC) dan Trans Jabodetabek Reguler (TJR).
 
"Perseroan berusaha melakukan penguatan kembali di divisi Angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dengan melakukan rehabilitasi kualitas armada yang sempat tertahan selama pandemi. Kami juga memperkuat sistem e-ticketing, seiring dengan kemajuan teknologi, penjualan berbasis online akan terus berkembang. Termasuk telah menjalankan sistem cashless payment method untuk pembayaran tiket oleh pelanggan," ujar Ryanta.
 
Keyakinan perusahaan itu beralasan mengingat pendapatan perseroan naik 7,4 persen di kuartal I-2023 menjadi Rp18,49 miliar dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp17,22 miliar. Rugi bersih juga berhasil dipangkas 42 persen menjadi rugi Rp2,11 miliar dari sebelumnya rugi Rp3,64 miliar.
 
Kontribusi terbesar masih dari segmen bus AKAP Rp15,19 miliar, naik dari Rp15,08 miliar, disusul segmen divisi rental Rp1,47 miliar dari Rp778,50 juta, segmen bus angkutan bandara/Jabodetabek Airport Connexion (JAC) Rp1,02 miliar dari Rp611,44 juta dan segmen Jabodetabek Residence Connexion (JRC) serta Trans Jabodetabek Reguler (TJR) yakni Rp805,68 juta dari Rp749,93 juta.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan