Logo Bank Indonesia di Komplek Kantor Bank Indonesia, Jakarta. FOTO: MI/ROMMY PUJIANTO
Logo Bank Indonesia di Komplek Kantor Bank Indonesia, Jakarta. FOTO: MI/ROMMY PUJIANTO

Siasat BI Jaga Stabilitas Sistem Keuangan di Semester II di Tengah Kekhawatiran Tapering Fed

Husen Miftahudin • 06 Oktober 2021 10:34
Jakarta: Bank Indonesia (BI) memperkirakan stabilitas sistem keuangan pada semester II-2021 tetap terjaga. Meski demikian, bank sentral tetap mewaspadai sejumlah tantangan yang membayangi pada semester kedua di tahun ini.
 
"Ketahanan sistem keuangan diperkirakan tetap terkendali, sementara intermediasi masih akan terus didorong," ungkap Bank Indonesia, dikutip dari Buku Kajian Stabilitas Keuangan (KSK) Nomor 37, Rabu, 6 Oktober 2021.
 
Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan kredit pada 2021 sebesar 4-6 persen dan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 6-8 persen. Perkiraan kinerja penyaluran kredit di 2021 ini didukung oleh optimisme terhadap kondisi moneter dan ekonomi, serta relatif terjaganya risiko penyaluran kredit.

Di sisi lain, sejumlah tantangan tetap perlu diwaspadai, termasuk rencana kebijakan tapering The Fed. Bank Indonesia juga akan terus mencermati dinamika perekonomian dan perkembangan penyebaran covid-19 dalam merumuskan langkah-langkah kebijakan lanjutan yang diperlukan.
 
Berbagai upaya penguatan akan dilakukan untuk mendorong intermediasi, termasuk untuk menjawab tantangan peradaban baru pascapandemi covid-19. Terkait hal tersebut, Bank Indonesia akan terus melakukan Inovasi di aspek digital, inklusi ekonomi dan keuangan, serta ekonomi hijau.
 
"Sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia bersama dengan otoritas keuangan lain dan pemerintah akan terus diperkuat untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta mempercepat pemulihan ekonomi nasional," tegas BI.
 
Adapun stabilitas sistem keuangan Indonesia di semester I-2021 terjaga. Hal tersebut terindikasi dari Indeks Stabilitas Sistem Keuangan (ISSK) yang terjaga dalam zona normal dan Indeks Kerentanan Sistem Keuangan (IKSK) yang membaik.
 
Terus membaiknya stabilitas sistem keuangan didorong oleh program vaksinasi yang dimulai pada awal 2021. Kondisi tersebut berhasil membuat kasus covid-19 turun dan mendorong mobilitas masyarakat, sehingga mampu menopang pemulihan ekonomi Indonesia.
 
Intermediasi perbankan tercatat mulai tumbuh positif meskipun belum kuat, didorong oleh permintaan pembiayaan yang mulai meningkat seiring dengan membaiknya kinerja korporasi dan Rumah Tangga (RT).
 
Selama semester I-2021, kredit tumbuh perlahan hingga berhasil mencapai angka positif 0,59 persen (yoy) pada akhir semester. Perkembangan ini antara lain ditopang oleh kinerja korporasi yang membaik, terutama korporasi berorientasi ekspor sejalan dengan peningkatan permintaan global.
 
"Meski masih terdapat kecenderungan penggunaan dana internal, namun korporasi pada beberapa sub-sektor Industri Pengolahan mulai mengindikasikan kebutuhan pendanaan eksternal, termasuk dari perbankan," tutup Bank Indonesia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan