Garuda Indonesia. Foto : AFP.
Garuda Indonesia. Foto : AFP.

Tanggapan Garuda Atas Perkembangan Keuangan Perusahaan

Antara • 20 Oktober 2021 09:57
Jakarta: PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) membeberkan isu pailit yang menimpa perusahaan. Garuda Indonesia dikabarkan akan digantikan dengan Pelita Air sebagai national flag carrier. Emiten penerbangan pelat merah itu memaparkan, perusahaan berusaha bangkit dari kendala operasional yang menimpa perusahaan.
 
"Dapat kami pastikan sampai saat ini, perseroan terus melakukan langkah langkah strategis akselerasi pemulihan kinerja dengan fokus utama perbaikan fundamental kinerja perseroan yakni penguatan basis performa finansial maupun fokus model bisnis dalam jangka panjang, melalui program restrukturisasi menyeluruh yang saat ini tengah kami rampungkan," jelas manajemen Garuda Indonesia, dikutip dari keterbukaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu 20 Oktober 2021.
 
Garuda mengaku optimistis dengan sinyal positif outlook industri penerbangan nasional di tengah situasi pandemi yang mulai terkendali. Serta dibukanya sektor pariwisata unggulan Indonesia. Hal ini menjadi momentum penting dalam langkah langkah perbaikan kinerja.

Diskusi yang dilakukan antara Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai pemegang saham pengendali dengan perseroan saat ini berkaitan dengan rencana restrukturisasi yang akan dilaksanakan selaras dengan proses  Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang tengah berjalan. Hal ini utamanya ditujukan untuk mendorong percepatan pemulihan kinerja perseroan.
 
"Proses restrukturisasi keuangan, yang didalamnya meliputi restrukturisasi utang yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh beberapa konsultan pendamping, sampai saat ini prosesnya masih terus berlanjut dan merupakan fokus utama perseroan," jelas Garuda Indonesia.
 
Di samping itu, negosiasi dan komunikasi dengan para kreditur secara berkesinambungan dijalankan oleh perseroan guna mencapai penyelesaian terbaik dan restrukturisasi yang optimal, guna dapat memperbaiki fundamental kinerja perseroan ke depannya.
 
Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia Irfan Setiaputra sebelumnya angkat bicara soal wacana Kementerian BUMN yang bakal menggantikan flag carrier penerbangan nasional ke Pelita Air milik Pertamina. Kementerian BUMN diketahui membuka opsi kepailitan maskapai Garuda lantaran terlilit utang segunung yang mencapai Rp70 triliun lebih.
 
Garuda mengalami kerugian sebesar USD2,5 miliar atau Rp36,2 triliun pada tahun lalu akibat pandemi. Dalam keterbukaan informasi BEI Sabtu, 17 Oktober 2021, perusahaan itu membukukan pendapatan sebesar USD1,49 miliar, berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2020.
 
Angka tersebut merosot tajam dibanding sebelum terdampak pandemi atau pada 2019 yang mencetak pendapatan USD4,57 miliar. Adanya kebijakan PPKM di tengah lonjakan kasus covid-19 di Tanah Air, berdampak signifikan terhadap keberlangsungan bisnis Garuda.
 
Pendapatan perseroan pada semester I-2021 hanya membukukan USD696,8 juta atau sekitar Rp9,9 triliun. Garuda diketahui tengah menunggu putusan perkara PKPU di Pengadilan Niaga Jakarta.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan