Aliran dana asing keluar tersebut terjadi karena para pemodal asing menjual investasinya di pasar saham sebesar Rp2,15 triliun. Sementara di pasar Surat Berharga Negara (SBN) investor luar negeri justru berbondong-bondong membeli senilai Rp1,06 triliun.
"Berdasarkan data setelmen selama 2020 (ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp142,16 triliun," ungkap rilis yang dikutip Medcom.id dari laman resmi Bank Indonesia, Jumat, 19 Juni 2020.
Alhasil, minggatnya dana asing dari pasar keuangan domestik di Indonesia membuat nilai tukar rupiah kembali melanjutkan tren pelemahan. Padahal mata uang Garuda pada akhir perdagangan Kamis, 18 Juni 2020, ditutup menguat ke level Rp14.010 per USD.
Imbal hasil (yield) SBN untuk tenor 10 tahun turun ke 7,13 persen, Indeks Dolar (DXY) menguat ke level 97,42, dan yield US Treasury Note 10 tahun naik ke level 0,708 persen.
Pada perdagangan Jumat pagi, rupiah dibuka pada level Rp14.020 per USD. Sementara pada saat yang sama imbal hasil SBN untuk tenor 10 tahun naik ke 7,15 persen.
Dalam penutupan perdagangan akhir pekan ini, rupiah melemah cukup tajam. Mengutip data Bloomberg, nilai tukar rupiah melemah ke posisi Rp14.100 per USD dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya di level Rp14.077 per USD.
Mata uang Garuda tersebut melemah 22 poin atau setara 0,16 persen. Sedangkan rentang gerak harian rupiah berada di level Rp14.062 per USD sampai Rp14.179 per USD.
Menukil data Yahoo Finance, rupiah berada di level Rp14.240 per USD. Rupiah mengalami pelemahan 58 poin atau setara 0,41 persen, dari Rp14.182 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sementara mengutip data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor), rupiah diperdagangkan di level Rp14.242 per USD atau mengalami pelemahan sebanyak 56 poin dari nilai tukar rupiah pada perdagangan hari sebelumnya sebesar Rp14.186 per USD.
"BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu. Termasuk langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan," tutup BI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id