Gedung Bank Syariah Indonesia BSI. FOTO: MI/Andri Widianto
Gedung Bank Syariah Indonesia BSI. FOTO: MI/Andri Widianto

Kementerian BUMN Bakal Jalankan Sejumlah Aksi Korporasi untuk Perkuat BSI

Angga Bratadharma • 24 Mei 2022 15:55
Jakarta: Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mendorong beberapa aksi korporasi bagi PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) ke depan. Hal itu dilakukan guna memperkuat kinerja bank syariah terbesar di Tanah Air tersebut.
 
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo yang akrab disapa Tiko mengatakan pemerintah saat ini memang sedang membicarakan struktur kepemilikan emiten berkode saham BRIS tersebut. Seperti diketahui, sebelumnya sering diberitakan bahwa pemerintah akan memasukan saham merah putih atau dwi warna ke BSI.
 
Mengutip laman resmi BSI, komposisi pemegang saham BSI saat ini adalah adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar 50,95 persen, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebanyak 24,91 persen, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sejumlah 17,29 persen.

Kemudian sisanya adalah DPLK BRI sekitar 1,83 persen dan BNI Life Insurance 0,01 persen. Kemudian pemegang saham lain dengan kepemilikan kurang dari lima persen termasuk publik baru sekitar 7,08 persen.
 
Tiko mengatakan BSI akan didorong untuk melakukan beberapa aksi korporasi untuk memperkuat kinerja. Nantinya Bank Mandiri akan meningkatkan kepemilikan jadi super majority. Di satu sisi juga pemerintah sudah bicara di media akan memberikan saham merah putih kepada BSI.

 
"Jadi selain anak usaha dari Bank Mandiri, ini BSI memang jadi anak BUMN yang memiliki saham merah putih,” ujar Tiko, dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 24 Mei 2022.
Pemerintah melalui Kementerian BUMN memiliki hak memberikan keputusan atas kebijakan strategis BSI di masa datang. Terkait perubahan struktur kepemilikan saham tersebut, Tiko menekankan akan dilakukan setelah aksi korporasi rights issue BSI senilai Rp5 triliun, bahkan lebih. Langkah strategis tersebut rencananya akan dilaksanakan pada triwulan III-2022.  
 
Langkah-langkah strategis itu tak terlepas dari upaya Pemerintah Indonesia menjadi salah satu pemain utama dalam keuangan syariah global dengan BSI diposisikan sebagai tokoh sentral dari Tanah Air.

BUMN Go Global

Di sisi lain, sebelumnya pada 13 Mei lalu, BSI resmi membuka Representative Office BSI di Dubai, Uni Emirat Arab, sebagai realisasi program BUMN Go Global. Menurutnya ini merupakan langkah awal menghubungkan perbankan dan keuangan Indonesia dengan pusat-pusat keuangan syariah dunia.
 
Juga memperdalam penetrasi ekspor ke Afrika dan negara-negara Arab. Pihaknya pun berharap BSI mengoptimalkan potensi bisnis di Dubai yaitu menjadi jembatan penghubung antara Indonesia dan investor global, untuk menginvestasikan dana mereka pada proyek-proyek pemerintah seperti Ibu Kota Negara Baru (IKN), hingga proyek strategis BUMN.
 
Tiko menjelaskan, ketika BSI masuk ke level global untuk menyasar pasar keuangan syariah internasional, maka perlu memiliki global partner. Tujuannya guna mempercepat penetrasi bisnis.  Oleh karena itu pihaknya berpikir ke depan setelah rights issue ada aksi korporasi lanjutan untuk mencari global partner bagi BSI.
 
Yaitu bisa melalui akuisisi atau joint venture, di antaranya ke arah digital untuk melengkapi produk dan layanan bagi nasabah. "Salah satunya di sini kami juga mencari global partner yang akan masuk secara strategis untuk membantu juga mempercepat akses global syariah bank dari BSI," pungkasnya

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan