"Dengan langkah tersebut, kondisi likuiditas perbankan tetap longgar. Hal ini sejalan dengan dampak sinergi kebijakan Bank Indonesia dengan pemerintah dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan BI secara virtual, Kamis, 10 Februari 2022.
Perry melanjutkan, kondisi likuiditas perbankan hingga Desember 2021 tetap longgar. Hal ini tercermin pada rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi mencapai 35,12 persen serta Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 12,21 persen (yoy).
Selain itu, Bank Indonesia juga melanjutkan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar perdana untuk pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022, yang hingga 8 Februari 2022 jumlahnya mencapai sebesar Rp3,56 triliun.
"Upaya tersebut dilakukan melalui mekanisme lelang utama sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia yang berlaku hingga 31 Desember 2022," terang dia.
Sepanjang 2021, BI telah melakukan pembelian SBN untuk pendanaan APBN 2021 sebesar Rp358,32 triliun yang terdiri dari pembelian di pasar perdana sebesar Rp143,32 triliun sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia yang berlaku hingga 31 Desember 2022.
BI juga melakukan pembelian SBN melalui private placement sebesar Rp215 triliun untuk pembiayaan penanganan kesehatan dan kemanusiaan dalam rangka penanganan dampak pandemi covid-19 sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia pada 23 Agustus 2021.
Perry menekankan likuiditas perekonomian mengalami peningkatan, tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) pada Desember 2021 yang tumbuh meningkat masing-masing sebesar 17,9 persen (yoy) dan 13,9 persen (yoy).
"Pertumbuhan uang beredar tersebut terutama didukung oleh berlanjutnya ekspansi fiskal dan peningkatan kredit perbankan," tutup Perry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News