Nanotech Indonesia Global merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan alam dan teknologi rekayasa. Sedangkan, Sumber Tani Agung Resources merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit.
Nanotech Indonesia Global melepas sebanyak 1,28 miliar saham atau setara dengan 29,99 persen saham yang dilepas ke masyarakat dengan harga penawaran sebesar Rp100 per saham. Perusahaan membidik hasil IPO sebesar Rp128,5 miliar.
Sementara, Sumber Tani Agung Resources melepas sebanyak 903,37 juta saham baru dengan nilai nominal Rp100 per saham atau sebanyak 8,29 persen dari modal ditempatkan atau disetor penuh, dengan harga penawaran sebesar Rp600 per saham. Perseroan mengincar dana segar sebesar Rp542,02 miliar.
Berdasarkan pantauan Medcom.id, Kamis, 10 Maret 2022 pada pembukaan perdagangan, saham NANO naik 10 persen atau 10 poin ke level Rp110 per saham. Kemudian tak lama berselang saham NANO merosot 10 poin. Sedangkan, saham STAA saat pembukaan perdagangan sempat stagnan kemudian menguat lima persen atau 30 poin ke level Rp630 per saham.
Direktur Utama NANO Suryandaru mengatakan dengan menyandang status sebagai perusahaan terbuka akan menjadikan perseroan untuk selalu menerapkan prinsip good corporate governance dalam setiap langkah yang diambil.
"Diharapkan dengan menjadi perusahaan terbuka, Perseroan dapat memanfaatkan kesempatan untuk berkembang dan tumbuh menjadi lebih besar yang tentunya dengan dukungan masyarakat sebagai salah satu pemegang saham perseroan," kata Suryandaru.
Adapun terkait penggunaan dana IPO, Suryandaru menjelaskan, sebesar Rp16,39 miliar untuk belanja modal yakni pembelian mesin dan perlengkapan layanan teknologi berbasis rekayasa material, sebesar Rp16,7 miliar untuk belanja modal yakni pembelian mesin dan perlengkapan pelayanan teknologi kesehatan, kosmetik, dan farmasi.
Kemudian, sebesar Rp16,22 miliar akan digunakan untuk membeli mesin dan perlengkapan layanan riset dan pengembangan. Lalu, sebesar Rp17,04 akan dilakukan untuk pembelian mesin pemanfaatan limbah, dan sebesar RP3,61 miliar untuk pengembangan infrastruktur teknologi informasi. Sedangkan sisanya digunakan untuk belanja modal.
Direktur Utama STAA Mosfly Ang juga mengatakan, IPO ini menjadi momen penting dan bersejarah bagi perseroan yang menempatkannya sebagai perusahaan publik. Dengan tercatatnya STAA sebagai perusahaan publik menurutnya akan membuka banyak peluang terhadap STAA kedepannya.
“Melalui IPO ini, menjadikan STAA memiliki akses pendanaan yang lebih luas dan jejaring bisnis yang terbuka lebar,” ujar Mosfly.
Mosfly menyampaikan seluruh dana hasil Initial Public Offering (IPO) setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi saham akan digunakan seluruhnya untuk belanja modal anak usaha yaitu PT Sumber Tani Agung Oils & Fats (STAOF).
Selain itu, dana IPO juga akan digunakan untuk pembangunan refinery dengan kapasitas 2.000 MT CPO per hari, pembangunan fasilitas dermaga dan pembangunan tangki timbun dengan kapasitas 35 ribu MT.
"Seluruh dana hasil IPO akan kami gunakan untuk kebutuhan belanja modal dan ekspansi usaha perseroan, dimana sebagian besarnya kami akan fokuskan untuk pembangunan industri hilir yang bertujuan untuk meningkatkan produksi produk value added kami," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News