baca juga: Belanja Makin Berat, IMF Prediksi Suku Bunga Tinggi Lebih Lama |
“NIM-nya berapa sih, dijawab oleh Pak Ketua OJK 4,4 persen. Tinggi banget. Ini mungkin tertinggi di dunia, mungkin,” kata Jokowi beberapa waktu lalu.
Menurut Jokowi, industri perbankan di Indonesia terus bertumbuh. Dia menyebut kinerja perbankan pada 2022 cukup bagus dengan pertumbuhan kredit sebesar 11,3 persen dan rasio permodalan sebesar 25,68 persen. Angka rasio permodalan itu lebih baik dibandingkan dengan masa sebelum pandemi covid-19 yang sebesar 23,31 persen.
Dengan NIM sebesar itu maka Presiden Joko Widodo mengingatkan agar bank mau mendanai proyek-proyek UMKM berskala kecil dan tidak mengambil keuntungan semata dengan mendanai kreditor jumbo.
Pengertian Net Interest Margin
Dikutip dari berbagai sumber Medcom.id mennyimpulkan pengertian Net Interest Margin perbankan dan dampaknya kepada industri perbankan. Lalu apakah Net Interest Margin (NIM)?Net interest margin adalah pengukuran yang membandingkan pendapatan bunga bersih yang dihasilkan perusahaan keuangan dari produk kredit seperti pinjaman dan hipotek, dengan bunga keluar yang dibayarkan kepada pemegang rekening tabungan dan sertifikat deposito (CD).
Dinyatakan sebagai persentase, NIM adalah indikator profitabilitas yang mendekati kemungkinan bank atau perusahaan investasi berkembang dalam jangka panjang.
Metrik ini membantu calon investor menentukan apakah akan berinvestasi di perusahaan jasa keuangan tertentu atau tidak dengan memberikan visibilitas ke dalam profitabilitas pendapatan bunga mereka versus biaya bunga mereka.
Margin bunga bersih yang positif menunjukkan bahwa suatu entitas beroperasi secara menguntungkan, sementara angka negatif menggambarkan sebaliknya.
Tiga faktor penentu NIM
Pada dasarnya, ada tiga faktor yang amat memengaruhi rasio NIM. Ketiga faktor tersebut, antara lain, nilai pendapatan bunga, aset produktif, dan juga beban pokok. Setiap faktor tersebut secara umum saling berkaitan dan berpengaruh antara yang satu dengan yang lainnya.Jenis rasio tersebut umumnya dinyatakan dengan bentuk persentase. Fungsi dari perhitungan rasio ini adalah untuk memperkirakan peluang atau kemungkinan sebuah bank maupun perusahaan keuangan bisa berkembang dalam jangka panjang.
Pengukuran dari rasio NIM ini juga dilakukan guna mengetahui seberapa jauh kemampuan manajemen perbankan dalam hal pengelolaan aktiva produktif. Jadi, berdasarkan rasio tersebut, dapat diketahui apakah pengelolaan aktiva produktif yang dilakukan oleh manajemen bank bisa menghasilkan keuntungan atau laba bersih secara optimal ataukah malah sebaliknya.
Terkait bunga bersih yang didapatkan tersebut berasal dari perhitungan penghasilan bunga dikurangi dengan beban bunga. Karenanya, semakin tinggi nilai dari rasio NIM, hal tersebut bisa semakin membantu dalam meningkatkan bunga terhadap aktiva produktif yang tengah dikelola oleh pihak perbankan.
Apabila perusahaan berhasil mendorong jumlah dari pendapatan bunga, hal tersebut secara otomatis membuat nilai dari aset produktif bakal mengalami kenaikan pula. Karena itulah mengapa tiga faktor yang mempengaruhi Net Interest Margin atau NIM ini mempunyai hubungan dan saling berkaitan.
Rumus NIM
Secara umum, rumus dari NIM adalah (Interest Revenue-Interest Expenses) dibagi dengan Average Earning Asset kemudian dikali sebanyak 100 persen.Interest revenue atau IR adalah pendapatan bunga net atau bersih yang diperoleh perusahaan melalui utang hipotek dan juga pinjaman. Sementara interest expenses adalah bunga yang dibayar perusahaan pada pemilik dari rekening tabungan serta pemilik dari sertifikat deposito.
Average Earning Asset adalah rata-rata dari aktiva produktif atau investasi yang memberikan pendapatan tanpa melakukan kegiatan operasional atau usaha secara signifikan bagi pemiliknya.
Contoh dari Average Earning Asset ini, antara lain, obligasi, saham, wesel, sertifikat deposito, dan lain sebagainya. Perhitungan dari Average Earning Asset dilakukan dengan mengambil rerata dari saldo aset di awal dan juga di akhir.
Guna NIM bagi perbankan
Pengukuran NIM memiliki tujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi kinerja dari perbankan maupun perusahaan lain yang bergerak pada sektor finansial dalam melakukan pengelolaan risiko yang berpotensi terjadi karena perubahan pada tingkat suku bunganya.Pasalnya, jika terjadi perubahan pada tingkat suku bunganya, hal tersebut bisa berdampak pula pada perubahan dari jumlah pemasukan serta biaya bunga. Karena itu perhitungan NIM ini penting untuk dilakukan terhadap sebuah perusahaan keuangan ataupun perbankan
Dengan mengetahui kemampuan terkait pengelolaan aktiva produktif, bisa diketahui apakah bunga bersih bunga bersih yang didapatkan oleh perusahaan perbankan optimal ataukah tidak. Tentu investor akan lebih menyukai bank yang memiliki NIM besar karena akan lebih efisien dalam menyalurkan kredit ketimbang dengan yang memiliki rasio mini.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News