"Pasar uang memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunganya pada pertemuan mendatang, menurut alat CME FedWatch, meskipun fokusnya akan tertuju pada panduan ke depan bank sentral," ujar Ibrahim dalam analisis harian, dikutip Rabu, 20 September 2023.
Di sisi lain, jelas Ibrahim, Bank of Japan (BoJ) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga ultra-rendah pada Jumat dan meyakinkan pasar stimulus moneter akan tetap ada, setidaknya untuk saat ini. Bahkan ketika Gubernur Kazuo Ueda memicu spekulasi akan segera menjauh dari kebijakan ultra-longgar.
Pengambil kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) menyatakan kenaikan suku bunga lebih lanjut mungkin terjadi. ECB akan segera mulai membahas bagaimana mengatasi kelebihan likuiditas multi-triliun euro yang mengalir di bank-bank juga mengangkat mata uang tunggal.
Simpanan uang ini mengurangi dampak kenaikan suku bunga ECB dengan mengurangi persaingan dalam mendapatkan simpanan dan mengakibatkan pembayaran bunga yang besar dan kerugian yang diakibatkan oleh beberapa bank sentral.
"Meskipun BoE (Bank of England) diperkirakan akan menaikkan suku bunga lagi pada Kamis, kenaikan tersebut dapat menandai siklus pengetatan terakhir bank sentral saat ini karena melemahnya perekonomian mulai mengkhawatirkan para pembuat kebijakan," terang Ibrahim.
Baca juga: Genap Dua Tahun, PMI Manufaktur Indonesia Bertahan Ekspansif |
Cetak rekor indeks PMI Manufaktur
Di sisi lain, Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia tercatat sebesar 53,9 pada Agustus 2023. Angka itu tercatat sebagai rekor tertinggi dalam dua tahun terakhir.
"Kenaikan PMI mengindikasikan sentimen positif menggeliatnya sektor manufaktur nasional," sebut Ibrahim.
Peningkatan PMI pada kuartal ini banyak disumbang oleh kenaikan pada komponen volume produksi 55,16, volume total pesanan 54,37, dan volume persediaan barang jadi 53,10.
Meskipun nilai PMI menunjukan peningkatan, menurut Ibrahim, ada dua komponen PMI yang masih bergerak lamban dan menunjukan pada posisi kontraksi (indeks di bawah 50). Dua komponen itu adalah Penerimaan barang pesanan input 49,21 dan total jumlah karyawan 48,02
Dua komponen itu disebabkan sistem logistik global yang belum sepenuhnya pulih, kecenderungan negara-negara penghasil bahan baku untuk menahan ekspor karena mengantisipasi gangguan iklim ekstrem, serta indikasi sistem logistik nasional yang belum efisien.
Selain itu, adanya kehati-hatian di dunia usaha dalam merekrut pekerja untuk membuat komitmen jangka panjang. Karena itu, perlu adanya sikap dan komunikasi publik yang baik terkait kebijakan ketenagakerjaan serta keberlanjutan pembangunan pascapemilu.
Data PMI juga menunjukkan adanya kecepatan ekspansi atau pertumbuhan antarsubsektor. Pada kuartal II, subsektor dengan PMI tertinggi yakni industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki.
"Meskipun demikian, persaingan yang ketat dengan produk impor, serta sulitnya bahan baku dan akses pasar ekspor berpotensi menurunkan ekspansi industri ini pada kuartal III," jelas Ibrahim.
Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif. Meskipun begitu, mata uang Garuda tersebut akan kembali ditutup melemah.
"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.370 per USD hingga Rp15.430 per USD," tutup Ibrahim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News