SPBU Pertamina. Foto: Medcom.id/Annisa Ayu Artanti
SPBU Pertamina. Foto: Medcom.id/Annisa Ayu Artanti

Raih Laba Rp56,6 Triliun, Bukti Pertamina Berhasil Lakukan Efisiensi

Media Indonesia.com • 09 Juni 2023 22:33
Jakarta: Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengapresiasi kinerja positif Pertamina pada 2022. Sepanjang tahun tersebut, BUMN energi ini meraup laba bersih USD3,8 miliar atau setara Rp56,6 triliun. 
 
Raihan tersebut meningkat sekitar 86% dibandingkan realisasi laba tahun sebelumnya. Dan ini merupakan laba terbesar sepanjang sejarah. 
 
Komaidi berpendapat capaian tersebut merupakan buah keberhasilan Pertamina dalam menerapkan strategi efisiensi. Keberhasilan tersebut, kata dia, bukan semata-mata karena faktor keberuntungan. 

"Pertamina patut diapresiasi. Dengan meraih laba, berarti mereka telah melakukan kegiatan luar biasa, salah satunya efisiensi di berbagai sektor,” kata Komaidi melalui keterangan tertulis, Jumat, 9 Juni 2023.
 
Komaidi menilai tidak mudah untuk meraih laba pada kondisi saat ini. Keberhasilan tersebut karena Pertamina memang menerapkan kebijakan yang tepat.
 

Bukan semata windfall

Komaidi mengatakan capaian tersebut bukan semata-mata karena windfall. Terlebih, selain efisiensi, Pertamina juga menerapkan digitalisasi sehingga bisa mengurangi loss dan penyalahgunaan BBM. 
 
"Kita harus melihat lebih objektif. Tidak 100 persen windfall. Sebab, jika Pertamina tidak menerapkan berbagai strategi, rugi juga," kata dia. 
 
Melihat fakta tahun-tahun sebelumnya yang juga meraih hasil positif, Komaidi mengatakan hal itu membuktikan bahwa Pertamina memang menerapkan strategi bisnis yang tepat. 
 
Pada 2020 saat pandemi covid-19, Pertamina justru meraih lama Rp14 triliun. Padahal, di saat bersamaan, banyak perusahaan migas dunia merugi.
 
Di tengah hantaman triple shocks berupa anjloknya harga minyak, jatuhnya permintaan minyak, dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, Pertamina justru memperlihatkan kinerja menggembirakan. 
 
Pada periode tersebut, sejumlah perusahaan migas dunia seperti Exxon Mobil Corporation, Chevron Corporation, dan BP melaporkan kinerja mereka melemah dan merugi. BP membukukan rugi bersih sebesar US$5,7 miliar selama 2020 dan Exxon Mobil mengalami kerugian sebesar US$20,1 miliar. 
 
"Nasib serupa juga dialami Chevron yang membukukan kerugian US$ 11 juta pada kuartal tahun yang sama," kata dia.
 
Baca: Dirut Pertamina Klaim Catat Laba Bersih Tertinggi Sepanjang Sejarah Rp56,6 Triliun
 

Waspada transisi energi

Ke depan, Komaidi mengingatkan Pertamina untuk tetap berhati-hati menghadapi berbagai tantangan, termasuk terkait transisi energi. 
 
Komaidi berharap Pertamina lebih bijak dalam menetapkan portofolio investasi, termasuk di sektor energi fosil dan energi baru terbarukan (EBT). Terlebih, karena diperkirakan energi yang bersumber dari fosil masih dibutuhkan hingga 30-50 tahun ke depan.
 
"Saya kira isu-isu resesi dan ekonomi global, pelemahan mata uang, dan lainnya sudah biasa dihadapi oleh Pertamina. Namun, persoalan transisi energi tergolong isu baru," kata dia.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan