Peningkatan ini didorong oleh kenaikan penjualan semen curah domestik sebesar 17,3 persen dan ekspor yang naik 42 persen. Penjualan domestik SIG di 2023 tumbuh di atas pertumbuhan permintaan domestik, terutama di segmen curah.
Catatan lainnya, perseroan membukukan pendapatan tercatat sebesar Rp38,65 triliun atau meningkat 6,2 persen, beban pokok pendapatan tercatat sebesar Rp28,47 triliun, EBITDA tercatat sebesar Rp7,79 triliun, laba sebelum pajak sebesar Rp3,30 triliun, serta laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp2,17 triliun.
Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan, SIG mencatatkan pertumbuhan kinerja pada 2023 yang ditandai dengan peningkatan volume penjualan, pendapatan, dan laba sebelum pajak.
"Keterlibatan SIG dalam berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN), seperti pembangunan infrastruktur IKN Nusantara dan Jalan Tol Trans Sumatra, serta proyek-proyek strategis nasional lainnya menjadi faktor pendorong peningkatan volume penjualan domestik khususnya pada segmen curah," kata Vita, dalam keterangan tertulis, Rabu, 13 Maret 2024.
Baca juga: Semen Indonesia Cetak Belanja TKDN Naik Menjadi Rp23,7 Triliun |
Menurut Vita, seiring dengan peningkatan pada volume penjualan, SIG berhasil membukukan kenaikan pendapatan sebesar 6,2 persen dari Rp36,38 triliun pada 2022 menjadi Rp38,65 triliun pada 2023.
Di sisi lain, meskipun terdapat kenaikan beberapa akun biaya karena dampak dari kenaikan biaya bahan bakar minyak (fuel) dan inflasi, namun melalui inisiatif optimalisasi operasional yang dijalankan sepanjang 2023, SIG mampu menekan total biaya per ton.
SIG juga berhasil mengurangi utang berbunga dan menurunkan beban keuangan yang berkontribusi pada peningkatan laba sebelum pajak yang tercatat naik menjadi Rp3,30 trilun.
"Di 2022, terdapat penurunan beban pajak tangguhan yang merupakan one time event dampak restrukturisasi internal group perusahaan sehingga berkontribusi pada laba bersih yang lebih tinggi. Sehingga jika dampak penurunan beban pajak tangguhan tersebut dikeluarkan, di 2023 SIG mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 5,9 persen jika dibandingkan 2022," jelas Vita.
Likuiditas SIG tetap terjaga
Vita menyampaikan, di samping inisiatif efisiensi biaya, pengelolaan arus kas dan permodalan yang optimal terus dilakukan sehingga likuiditas Perusahaan tetap terjaga sangat kuat dengan solvabilitas yang semakin baik dibandingkan tahun sebelumnya.
Di 2023, SIG mendapat peringkat kredit idAA+ Positif dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) atau naik dari sebelumnya idAA+ Stabil. Peningkatan ini mencerminkan posisi pasar Perseroan yang kuat, fasilitas produksi dan logistik yang terdiversifikasi dengan baik, dan profil keuangan yang sehat.
Selain pertumbuhan pada kinerja bisnis, SIG juga berhasil mencatatkan capaian membanggakan pada aspek lingkungan dan sosial. Fokus SIG dalam menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) terus menunjukkan hasil yang signifikan.
Melalui berbagai upaya, mulai dari penurunan faktor terak, pemanfaatan bahan bakar alternatif hingga penggunaan energi surya, telah membantu SIG menurunkan 17,37 persen intensitas emisi GRK cakupan satu (dari operasional) dibandingkan baseline 2010. Sedangkan pada cakupan dua (emisi tidak langsung dari energi listrik) berhasil diturunkan 5,22 persen.
Sementara pada aspek sosial, SIG turut berkontribusi dalam upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui program kesehatan untuk menurunkan angka stunting dan pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas.
Beberapa program inovasi sosial SIG seperti konservasi ikan bilih yang merupakan spesies endemik terancam punah di Danau Singkarak, Sumatra Barat, serta pengelolaan lahan pascatambang di Tuban, Jawa Timur menjadi ecopark untuk edukasi pertanian dan pengembangan masyarakat, berhasil membawa SIG meraih PROPER Emas 2023 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
"Keunggulan pada aspek ekonomi, lingkungan dan sosial, telah mengantarkan SIG meraih peringkat ESG Rating terbaik pertama kategori construction materials di Asia Tenggara, melalui capaian predikat Medium Risk dengan skor 22,9 dalam penilaian kinerja lingkungan, sosial dan tata kelola atau Environmental, Social, Governance (ESG) Rating yang dilakukan oleh lembaga pemeringkat internasional, Sustainalytics," jelas Vita Mahreyni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News