"Penyebab dolar keok dari level tertinggi satu tahun karena imbal hasil Treasury yang lebih lama turun setelah data inflasi AS menunjukkan harga naik dengan kuat bulan lalu. Sementara risalah dari pertemuan Federal Reserve September mengkonfirmasi pengurangan akan dimulai segera," ungkap Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam siaran persnya, Kamis, 14 Oktober 2021.
Adapun indeks harga konsumen AS naik 0,4 persen month to month (mtm), lebih tinggi dari perkiraan para ekonom sebesar 0,3 persen (mtm). Secara tahunan, indeks harga konsumen AS meningkat 5,4 year on year (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya 5,3 persen (yoy).
"Angka tersebut tidak termasuk komponen makanan dan energi yang mudah menguap. CPI (Consumer Price Index)/inflasi inti naik 0,2 persen (mtm), naik dibandingkan 0,1 persen (mtm) pada bulan Agustus," paparnya.
Sementara imbal hasil US Treasuries jangka pendek, yang biasanya bergerak seiring dengan ekspektasi suku bunga, meningkat setelah laporan tersebut. Sedangkan imbal hasil yang lebih lama turun menunjukkan bahwa pasar masih belum menetapkan harga dalam periode inflasi yang berkelanjutan.
"Kesenjangan antara catatan US Treasury dua dan 10 tahun ditutup ke level tersempit dalam dua minggu setelah melebar ke level tertinggi tiga setengah bulan pada Jumat," urai dia.
Selain itu, lonjakan harga energi telah menambah kekhawatiran inflasi dan memicu taruhan bahwa Fed mungkin perlu bertindak lebih cepat untuk menormalkan kebijakan daripada yang diproyeksikan sebelumnya.
Menurut Ibrahim, risalah dari pertemuan kebijakan Fed September mengisyaratkan bahwa para gubernur bank sentral dapat mulai mengurangi dukungan era krisis mereka untuk ekonomi pada pertengahan November.
"Meskipun, mereka tetap terbagi atas seberapa besar ancaman yang ditimbulkan oleh inflasi tinggi dan seberapa cepat mereka mungkin perlu menaikkan suku bunga sebagai tanggapan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News