Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, right issue dipercaya menjadi upaya transformasi dan restrukturisasi bank pelat merah tersebut. Tiko, panggilan akrab Kartika mengatakan, saat ini rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) BNI mengalami tekanan. CAR tier I BNI saat ini berada pada level terendah di kisaran 16 persen. Dengan upaya ini diharapkan CAR tier I BNI bisa kembali ke kisaran 19-20 persen.
"Memang pertumbuhan aset maupun pinjaman BNI selama beberapa tahun terakhir enggak didukung dengan pembentukan laba yang memadai," kata Tiko dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Kamis, 8 Juli 2021.
Ia mengatakan sebagai salah satu bank sistemik, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewanti-wanti agar CAR tier I BNI diperkuat. Di sisi lain, BNI juga mengalami permasalahan kredit bermasalah (non performing loan/NPL).
Mantan Direktur Utama Bank Mandiri ini mengatakan dengan restrukturisasi dan transformasi yang dijalankan, diharapkan pada 2021 permasalahan yang dihadapi BNI bisa diselesaikan sehingga kembali mengalami pertumbuhan yang optimal di masa mendatang.
"Dalam jangka pendek memang BNI akan menerbitkan perpetual bond yang sedang dalam proses. Namun, kita tetap akan mengajukan right issue dengan total size Rp11,7 triliun, yang Rp7 triliun merupakan porsi pemerintah. Diharapkan kepemilikan pemerintah tetap tidak berubah di kisaran 55-57 persen," jelas Tiko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News