Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi menjelaskan, capaian gemilang kinerja bisnis bank bjb didorong melalui penguasaan pasar yang kuat, sejalan dengan semakin luasnya sektor industri yang pulih dari dampak pandemi.
Yuddy mengatakan, sampai dengan 30 September 2022, kinerja bank bjb beserta anak perusahaan mencatatkan pertumbuhan kredit year on year sebesar 12 persen menjadi Rp113,4 trilliun, melalui proses bisnis yang baik. Sehingga Non Performing Loan (NPL) bank bjb berhasil ditekan lebih jauh pada level 1,1 persen, lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 1,3 persen dengan coverage ratio yang solid pada level 148,9 persen.
Sementara itu Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp116.3 triliun didukung pertumbuhan dana murah. Dengan kinerja tersebut, tercatat total aset tumbuh 6,9 persen year on year menjadi Rp170,2 trilliun, laba Rp2,2 trilliun tumbuh 23,3 persen year on year. Sedangkan setelah pajak sebesar Rp1,8 trilliun tumbuh 26,2 persen year on year secara konsolidasian.
"Di tengah kenaikan suku bunga acuan, manajemen melakukan efisiensi pengelolaan likuiditas, sehingga tekanan terhadap cost of fund dapat lebih terkendali," ucap Yuddy, dalam paparan analyst meeting triwulan III-2022, dikutip dalam keterangan tertulisnya, Senin, 31 Oktober 2022.
Baca juga: Sah! bank bjb Teken PKS Penyertaan Modal KUB ke Bank Bengkulu |
Menurut dia untuk menggenjot pertumbuhan bisnis ke depan, bank bjb gencar melakukan sinergi melalui Kelompok Usaha Bank (KUB) dengan beberapa BPD berkinerja baik dan sehat.
"Update yang dapat kami sampaikan, Bank Bengkulu saat ini telah berproses untuk perizinan dari Otoritas Jasa Keuangan atas setoran modal tahap pertama senilai Rp100 milliar yang telah dilakukan dan apabila berjalan dengan lancar seluruh proses akan rampung di 2023. Sedangkan untuk Bank Sultra saat ini kami telah menandatangani Letter Of Intent (LOI) pada akhir September 2022 lalu," jelas Yuddy.
Dia menjelaskan, ke depannya, tidak menutup kemungkinan untuk dapat menjalin sinergi dengan BPD-BPD lainnya. bank bjb pun berencana untuk melakukan aksi korporasi penguatan permodalan khususnya Tier-1 baik melalui penerbitan saham baru maupun surat utang perpetual yang dapat dikategorikan sebagai Tier-1 untuk mengimbangi rencana bisnis perseroan.
"Berbagai terobosan yang kami lakukan merupakan perwujudan komitmen kami untuk senantiasa memperbaiki kualitas dan kinerja untuk mememperkuat eksistensi kami di dunia perbankan," tegas Yuddy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News