Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan perkembangan ini utamanya dipengaruhi oleh inflasi inti yang rendah. Selain itu juga didorong oleh deflasi pada kelompok volatile food dan administered prices.
"Secara tahunan inflasi IHK Agustus 2020 tercatat 1,32 persen (yoy), menurun dibandingkan dengan inflasi bulan lalu sebesar 1,54 persen (yoy)," ujar Onny dalam keterangan tertulis yang dikutip dari laman resmi Bank Indonesia, Rabu, 2 September 2020.
Menurut bank sentral, rendahnya inflasi inti Agustus 2020 dipengaruhi perlambatan permintaan domestik akibat meluasnya dampak pandemi covid-19 di Indonesia. Konsistensi kebijakan Bank Indonesia yang mengarahkan ekspektasi inflasi dan terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah juga turut andil dalam catatan rendahnya inflasi inti di bulan tersebut.
Pada Agustus 2020, inflasi inti tercatat rendah 0,29 persen (mtm), meskipun sedikit meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,16 persen (mtm). Kenaikan ini terutama akibat peningkatan inflasi komoditas emas perhiasan, yang tercatat 10,75 persen (mtm) sejalan kenaikan harga emas dunia.
"Tekanan inflasi inti juga bersumber dari inflasi biaya pendidikan yang meningkat sesuai dengan pola musimannya. Dengan perkembangan ini, inflasi inti secara tahunan cukup rendah yakni 2,03 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan inflasi Juli 2020 sebesar 2,07 persen (yoy)," jelas Onny.
Sementara itu, kelompok volatile food mencatat deflasi 1,44 persen (mtm), lebih dalam dibandingkan dengan deflasi bulan sebelumnya sebesar 1,19 persen (mtm). Perkembangan ini dipengaruhi berlanjutnya penurunan harga bahan pangan seiring permintaan domestik yang belum kuat, serta pasokan yang memadai sejalan panen di beberapa sentra produksi, distribusi yang terjaga, dan harga komoditas pangan global yang rendah.
Pada Agustus 2020, komoditas yang mencatat deflasi antara lain daging ayam ras, bawang merah, tomat, dan telur ayam ras. Dengan perkembangan ini, kelompok volatile food secara tahunan mencatat deflasi 1,09 persen (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tercatat inflasi sebesar 0,35 persen (yoy).
Kelompok administered prices juga kembali mencatat deflasi yakni 0,02 persen (mtm) atau lebih rendah dibandingkan dengan deflasi bulan sebelumnya sebesar 0,07 persen (mtm). Perkembangan ini terutama didorong oleh berlanjutnya penurunan tarif angkutan udara sejalan promosi tiket pesawat selama perayaan hari kemerdekaan.
Sementara itu, peningkatan terjadi pada harga jual aneka rokok seiring kenaikan permintaan. Secara tahunan, kelompok administered prices mencatat inflasi sebesar 1,03 persen (yoy), lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,70 persen (yoy).
"Ke depan, Bank Indonesia terus konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk mengendalikan inflasi tetap rendah dan terkendali dalam sasarannya sebesar tiga persen plus minus satu persen pada 2020," tutup Onny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News