Ilustrasi. Foto: MI/Ramdani
Ilustrasi. Foto: MI/Ramdani

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi Meningkat di Desember 2021

Husen Miftahudin • 18 Januari 2022 12:18
Jakarta: Bank Indonesia (BI) dalam Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan Desember 2021 melaporkan bahwa kebutuhan pembiayaan korporasi tercatat meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.
 
Hal tersebut tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan pembiayaan korporasi Desember 2021 sebesar 17,4 persen, lebih tinggi dari SBT 14,8 persen pada November 2021.
 
"Peningkatan tersebut terjadi pada beberapa sektor seperti sektor Pertanian, Reparasi Mobil dan Motor, serta Penyediaan Makanan dan Minuman yang diperlukan untuk mendukung aktivitas operasional (81,7 persen), membayar kewajiban jatuh tempo (28,8 persen), mendukung pemulihan domestik (25,0 persen) dan aktivitas investasi (17,3 persen)," ungkap hasil survei yang dikutip dari laman resmi Bank Indonesia, Selasa, 18 Januari 2022.

Lebih lanjut bank sentral menyampaikan kebutuhan pembiayaan mayoritas masih dipenuhi dari dana sendiri (55,8 persen), diikuti oleh pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik (9,6 persen), dan pinjaman atau utang dari perusahaan induk (8,7 persen), yang ketiganya terindikasi meningkat pada Desember 2021.
 
Sementara itu, sumber pembiayaan yang berasal dari penambahan pinjaman perbankan dalam negeri (8,7 persen) pada Desember 2021 tercatat melambat dibandingkan bulan sebelumnya.
 
"Adapun pemilihan sumber pembiayaan terutama dipengaruhi oleh aspek kemudahan dan kecepatan perolehan dana (76,9 persen), biaya suku bunga yang lebih murah (19,2 persen), serta optimalisasi fasilitas eksisting (17,3 persen)," terang BI.
 
Untuk kebutuhan pembiayaan tiga bulan yang akan datang atau pada Maret 2022, Bank Indonesia memperkirakan bahwa kebutuhan pembiayaan korporasi akan melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini terindikasi dari SBT sebesar 20,2 persen atau lebih rendah dari SBT 23,8 persen pada bulan sebelumnya (Februari 2022).
 
"Perlambatan kebutuhan pembiayaan antara lain terjadi pada sektor Industri Pengolahan dan sektor Informasi dan Komunikasi (Infokom), terutama disebabkan oleh prakiraan masih lemahnya permintaan," jelas Bank Indonesia.
 
Di sisi lain, terdapat beberapa sektor yang masih mengalami peningkatan kebutuhan pembiayaan, antara lain sektor Transportasi dan Pergudangan, Jasa Kesehatan, Jasa Keuangan, dan Penyedia Makanan Minuman, terutama untuk mendukung aktivitas operasional (85,8 persen), mendukung pemulihan permintaan dalam negeri (25,7 persen), serta membayar kewajiban jatuh tempo yang tidak bisa di-roll over (23,9 persen).
 
Selain itu, pemenuhan kebutuhan dana tiga bulan mendatang masih dipenuhi dari dana sendiri (68,1 persen) dan diikuti pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik (11,5 persen) yang terindikasi melambat dibandingkan bulan sebelumnya.
 
"Sementara itu, sumber pembiayaan melalui penambahan pinjaman ke perbankan dalam negeri (21,2 persen) dan pinjaman atau utang dari perusahaan induk (16,8 persen) pada Desember 2021 tercatat meningkat dari November 2021 yang masing-masing sebesar 14,2 persen dan 11,0 persen," tutup survei BI tersebut.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan