Analis Ciptadana Sekuritas, Muhammad Fariz memprediksi perusahaan-perusahaan yang strateginya fokus pada penguatan e-commerce akan menuai hasil dalam beberapa tahun ke depan, salah satunya PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
"Saat ini, strategi Unilever di lini e-commerce sudah berjalan dengan pertumbuhan sebesar dua kali lipat dalam kurun dua tahun terakhir. Kontribusi pendapatan e-commerce dari total pemasukan Unilever sudah berada di rentang 4-5 persen, dalam lima tahun mendatang seharusnya bisa hingga 10 persen," ujar Fariz, kepada media, dikutip Senin, 25 Oktober 2021.
Fariz menjelaskan, pilihan strategi perseroan untuk memperbanyak portofolio produk juga sudah tepat, terutama di segmen premium.
Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti dalam siaran persnya, Kamis, 21 Oktober 2021 menjelaskan, PPKM darurat pada kuartal III-2021 memberikan pengaruh yang tidak dihadapi pada kuartal sebelumnya. Meski begitu perseroan tetap mencatatkan laba bersih sebesar Rp4,4 triliun dan menjalankan berbagai upaya untuk menjaga momentum positif, termasuk sudah lima strategi prioritas untuk 2022. Memperkuat kepemimpinan di e-commerce dan perluasan portfolio menjadi bagian penting dari strategi tersebut.
Sebagai bagian dari strategi jangka panjang 2025, ada lima strategi prioritas Unilever Indonesia di 2022 untuk meningkatan pertumbuhan yaitu:
- Memperkuat dan unlock potensi penuh dari brand-brand besar dan produk utama melalui inovasi yang terdepan dan menstimulasi konsumsi konsumen.
- Memperluas dan memperkaya portfolio ke value dan premium segmen.
- Memperkuat kepemimpinan di channel utama (GT dan Modern Trade) dan channel masa depan (e-commerce).
- Memimpin di Digital & Data Driven capabilities.
- Tetap menjadi yang terdepan dalam penerapan bisnis yang berkelanjutan.
Dia menegaskan, perseroan memilih bauran strategi yang terintegrasi dengan inovasi dan perluasan cakupan potensi konsumen di pasar digital, didukung dengan otomasi dalam sistem operasi yang berbasis data. Harapannya Unilever bisa lebih menjawab kebutuhan pasar, dan tetap kompetitif.
"Selama kuartal III-2021, Unilever telah meluncurkan beberapa inovasi produk untuk memperkuat segmen premium dan value, di antaranya Ponds Skin Cooling dengan skin cooling technology yang dapat menurunkan suhu kulit hingga lima derajat celcius, Vaseline Hijab Bright yang diformulasikan khusus bagi perempuan yang menggunakan hijab, Molto Spray Anti Kusut yang secara instan menghilangkan kusut hanya dengan usapan tanpa menyetrika, dan Sunlight Spray Disinfectant untuk memastikan alat makan tetap higienis," jelasnya.
Pengaruh harga komoditas
Sementara itu, Fariz menambahkan, pengaruh harga komoditas masih akan menjadi perhatian perusahaan mengingat akan berpengaruh terhadap bahan baku produk."Komoditas global memang tidak bisa dikontrol dan harganya naik sangat kencang. Harga bahan baku masih akan menjadi pinching factor bagi gross margin perusahaan FMCG. Jadi kunci bertahannya di efisiensi dan terus mendorong pertumbuhan pangsa pasar," tambahnya.
Ditambahkan Fariz, dengan penambahan volume dan pangsa pasar maka perseroan bisa tetap profit. Tapi pada titik tertentu diprediksi akan terjadi kenaikan harga yang dibebankan ke konsumen untuk menopang kinerja positif perseoran. Diyakini 2022 akan jadi tahun yang tepat untuk melakukan koreksi harga jual konsumen mengingat tahun depan kondisi pandemi sudah semakin terkendali.
Dari sisi Unilever, Ira mengatakan pelaku usaha FMCG sangat terdampak dengan volatilitas harga komoditas yang terjadi. Namun demikian, perseroan harus tetap menjaga daya beli masyarakat agar tetap mampu menjangkau produk yang berkualitas.
"Mempertimbangkan kondisi yang kita semua hadapi di kuartal tiga, situasi masih akan menantang karena membutuhkan waktu transisi yang tidak sebentar sebelum konsumen dapat kembali ke purchasing behaviour sebelum pandemi. Meski demikian, kami optimistis dengan strategi kami, perseroan sudah di jalur yang tepat untuk kembali menuju pertumbuhan yang konsisten dan berkelanjutan. Kami berharap bahwa situasi akan terus membaik, perekonomian Indonesia akan kembali bangkit, demikian pula halnya dengan perseroan," pungkas Ira.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News