"Emiten baru juga bertambah sebanyak 43 emiten. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia masih baik," kata Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK Anto Prabowo dalam siaran persnya, Kamis, 25 November 2021.
Dalam Rapat Dewan Komisioner (RDK) November 2021, OJK mencatat aktivitas perekonomian global semakin pulih, namun tetap mencermati tren kenaikan kasus positif covid-19 di kawasan Eropa sehingga beberapa negara di kawasan itu kembali melakukan peningkatan pembatasan mobilitas.
Selain itu, OJK juga mencermati dampak tapering off yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) dan rencana normalisasi kebijakan ekonomi dan moneter di beberapa negara ekonomi utama dunia seiring kenaikan inflasi yang persisten.
"Meskipun The Fed telah melakukan tapering off di November 2021, namun pasar saham Indonesia dan pasar Surat Berharga Negara (SBN) masih dapat menguat serta menjadi salah satu pasar keuangan dengan kinerja terbaik di emerging markets," tuturnya.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) berhasil mencatat rekor tertinggi sepanjang masa (all time high) pada 19 November 2021 di level 6.720 atau naik 2,0 persen (mtd) dan 12,4 persen (ytd).
Sementara di Pasar SBN, hingga 19 November 2021 investor nonresiden mencatatkan outflow sebesar Rp24,1 triliun dengan rerata yield menguat minus 7,3 bps sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk tidak akan melakukan bond issuance hingga akhir 2021.
"OJK secara konsisten melakukan asesmen terhadap perekonomian dan sektor jasa keuangan bersama dengan pemerintah dan otoritas terkait lainnya serta para stakeholder dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan di tengah momentum akselerasi pemulihan ekonomi nasional," tutup Anto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News