Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan kredit UMKM hingga Juni tumbuh 2,35 persen atau lebih tinggi dari pertumbuhan total kredit sebesar 0,59 persen. Sementara kredit korporasi masih minus 2,02 persen dan kredit ritel tumbuh 1,9 persen.
"Memang pertumbuhan (kredit) ini sekarang ini lebih didukung oleh UMKM. Karena tadi ada beberapa insentif, di antaranya subsidi bunga dan penjaminan yang lebih besar," kata dia dalam video conference, Jumat, 6 Agustus 2021.
Dengan adanya berbagai insentif tersebut, ia menyebut sektor UMKM akhirnya bisa bangkit lebih cepat dibandingkan korporasi. Wimboh berharap kebangkitan UMKM ini bisa menjalar kepada korporasi besar, sehingga bisa mendukung pemulihan ekonomi.
"Inilah yang membuat bangkitnya UMKM lebih cepat dibandingkan dengan debitur besar tadi dan ini tentunya akhirnya akan memberikan spillover positif terhadap debitur-debitur besar," ungkapnya.
Saat ini OJK tengah memantau perkembangan dari 10 debitur besar yang mengalami penurunan permintaan kredit sebesar 15,5 persen selama Maret 2020 hingga Juni 2021. Hal ini dikarenakan bisnisnya terdampak pembatasan mobilitas selama pandemi covid-19.
"Kenapa debitur besar ini tidak bisa langsung mengambil kredit? Bahkan kalau punya akses likuiditas dilunasin kreditnya? Ini dampaknya akan mengikuti bagaimana demand kita di domestik ini karena debitur-debitur ini adalah yang bisnisnya sangat tergantung dari permintaan domestik," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News