Erick menjelaskan rencana Pertamina Geothermal untuk 'melantai' di bursa untuk mendukung kebutuhan energi ramah lingkungan (green energy). Dengan tren global dalam memanfaatkan green energy ini, ia berharap, cucu Pertamina ini bisa ikut memanfaatkannya untuk perekonomian Indonesia.
"Untuk Pertamina Geothermal ini adalah sebagai alternatif. Kita menjadi juga bagian dari green electric, untuk listrik. Ini akan kita IPO di situ. Ini juga bagian dari 15 gigawatt yang PLN harus transformasi dari fosil ke green energy, ini sudah kita lakukan di Geothermal," kata dia dalam rapat dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Kamis, 2 Desember 2021.
Saat ini Pertamina Geothermal yang bergerak di bidang energi panas bumi ini rencananya akan melakukan IPO di kuartal II-2022. Dengan kebutuhan energi baru terbarukan di Indonesia yang cukup tinggi, Erick berharap IPO ini bisa membantu pengembangan perusahaan dengan menggunakan dana publik.
"Kita juga punya pasar yang kuat untuk mandiri. Terbukti ketika kita ditekan kelapa sawit, kita lakukan B30 kita bisa mandiri. Ini tentu membuktikan kita punya market yang cukup kuat. Kita tetap musti ikut globalisasi tapi bukan berarti kita membuka sumber daya alam kita sebesar-besarnya untuk pertumbuhan ekonomi negara lain, tapi untuk diprioritaskan pertumbuhan ekonomi negara kita," ungkapnya.
Sementara untuk ASDP, Erick menyebut, rencana IPO ini dilakukan guna melaksanakan investasi di perusahaan. Ia mengungkapkan, saat ini ASDP mengelola pelabuhan antar pulau dengan bermodalkan kapal-kapal tua sehingga bisa membahayakan keselamatan sebagai transportasi publik.
"Keselamatan publik jadi kunci, kita harus cari alternatif pendanaan. Enggak mungkin PMN terus, tapi bagaimana kita juga memperbaiki kapal ferry dengan yang terbaru, supaya keselamatan penumpang terjadi. Tentu alternatifnya kita mencari ya pendanaan dari publik. Kalau bisa lebih mandiri dan memperbaiki BUMN-nya dengan cara yang lain tapi tetap melayani publik dan korporasi membaik itu jadi alternatif. Itu tujuan dari ASDP," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News