Melansir laman Bank Indonesia, Senin, 16 Agustus 2021, sebelum Indonesia merdeka, banyak istilah-istilah yang dipergunakan oleh para pendahulu kita untuk menyebut berbagai nominal uang.
Salah satu contohnya adalah setali. Istilah ini dipergunakan untuk seikat uang gobok atau kasya Cina dengan jumlah tertentu. Istilah setali ini karena uang tersebut bolong di tengahnya dan kemudian diikat dengan tali hingga mencapai jumlah yang diinginkan.
Istilah-istilah tersebut kemudian terus berkembang pada masa Pemerintah Kolonial Hindia Belanda hingga bahkan terus dilanjutkan pada periode Indonesia merdeka.
Terdapat beberapa contoh istilah yang dimaksud yaitu ringgit (ƒ2,50 atau 2,5 rupiah) setali (ƒ0,25 atau 25 sen), picis (ƒ0.10 atau 10 sen) dari bahan dasar perak; lima sen (ƒ0,05), gobang (ƒ0,025), sen (ƒ0,01) dan setengah sen (ƒ0,005) dari tembaga.
Ketika nilai nominal rupiah semakin besar, terjadi juga pergeseran istilah uang tersebut. Salah satu contohnya adalah penyebutan nominal di wilayah Jakarta.
Berikut penyebutan atau istilah uang di jaman dulu:
- Cepek (Rp100),
- Gopek (Rp500),
- Seceng (Rp1.000),
- Noceng (Rp2.000),
- Goceng (Rp5.000),
- Ceban (Rp10 ribu),
- Noban (Rp20 ribu),
- Goban (Rp50 ribu), dan masih banyak lagi.
Adapun istilah-istilah tersebut merupakan dialek Hokkian, Tiongkok. Kata-kata tersebut sudah meresap dalam kehidupan masyarakat Jakarta sehari-hari dan menunjukkan betapa kayanya Bahasa Indonesia dengan berbagai keragamannya.
Cek artikel lainnya dari Medcom.ID di Google News
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id