Ilustrasi dampak PPKM Darurat terhadap dunia usaha - - Foto: dok MI
Ilustrasi dampak PPKM Darurat terhadap dunia usaha - - Foto: dok MI

Imbas PPKM Darurat, Kegiatan Dunia Usaha pada Kuartal III-2021 Bakal Melambat

Husen Miftahudin • 14 Juli 2021 17:17
Jakarta: Bank Indonesia (BI) akan terus mencermati dampak penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang kemungkinan berimbas terhadap kinerja kegiatan dunia usaha pada kuartal III-2021.
 
Berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dirilis bank sentral, responden memprakirakan kegiatan usaha melambat pada kuartal III-2021 dibandingkan dengan capaian pada kuartal II-2021. Meski masih positif dengan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 9,77 persen, atau lebih rendah dibandingkan SBT 18,98 persen pada kuartal II-2021.
 
"Perlambatan kegiatan usaha di kuartal III-2021 sejalan dengan kebijakan pembatasan dalam rangka penanggulangan pandemi covid-19," ungkap Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan tertulis yang dikutip dari laman resmi Bank Indonesia, Rabu, 14 Juli 2021.

Dari sisi sektoral, mayoritas sektor tercatat melambat dan terindikasi terdapat dua sektor yang diprakirakan mengalami kontraksi, yaitu sektor Industri Pengolahan (SBT minus 1,84 persen) serta sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan (SBT persen 1,93 persen).
 
"Sejumlah sektor lain yang diprakirakan melambat adalah sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (SBT 0,88 persen); Pengangkutan dan Komunikasi (SBT 0,62 persen); serta Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan (SBT 1,83 persen)," paparnya.
 
Adapun SKDU pada kuartal II-2021 mengindikasikan kinerja kegiatan usaha yang terakselerasi dibandingkan kuartal sebelumnya. Hal tersebut tercermin dari nilai SBT kegiatan usaha sebesar 18,98 persen, meningkat dari 4,50 persen pada kuartal I-2021.
 
Peningkatan kinerja didorong oleh kinerja sejumlah sektor yang mayoritas tumbuh positif antara lain Sektor Pertambangan dan Penggalian (SBT 8,50 persen) didorong permintaan domestik yang mulai meningkat dan didukung peningkatan produksi.
 
Kemudian sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (SBT 3,66 persen) serta Industri Pengolahan (SBT 2,46 persen) sejalan dengan pemulihan permintaan, serta sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan (SBT 1,38 persen) yang sejalan dengan faktor musiman dan keberhasilan panen tanaman bahan makanan.
 
"Sektor Konstruksi (SBT minus 0,22 persen) menjadi satu-satunya sektor yang terkontraksi meski membaik dibandingkan kuartal sebelumnya. Membaiknya permintaan masyarakat dan mulainya pembangunan menjadi faktor pendorong, di tengah tantangan pandemi covid-19 dan jumlah hari kerja yang terbatas pada kuartal laporan (Ramadan dan Idulfitri)," papar Erwin.
 
Untuk penggunaan tenaga kerja pada kuartal II-2021 masih berada dalam fase kontraksi meski membaik dibandingkan kuartal sebelumnya. SBT tenaga kerja kuartal II-2021 sebesar negatif 2,18 persen, membaik dibandingkan negatif 5,69 persen pada kuartal I-2021. Berdasarkan sektor ekonomi, perbaikan terjadi pada hampir seluruh sektor.
 
Penggunaan tenaga kerja pada dua sektor tercatat meningkat, yaitu sektor Jasa-jasa (SBT 0,33 persen) terutama pada subsektor Administrasi Pemerintahan dan sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan (SBT 0,19 persen) sejalan dengan masih tingginya penggunaan tenaga kerja pada periode musim panen.
 
Perbaikan penggunaan tenaga kerja juga terjadi pada sejumlah sektor meski masih pada fase kontraksi, seperti pada sektor Pertambangan dan Penggalian (SBT minus 0,33 persen), Industri Pengolahan (SBT minus 0,76 persen) dan Perdagangan, Hotel dan Restoran (SBT minus 0,17 persen) sejalan dengan kegiatan usaha yang meningkat.
 
"Pada kuartal III-2021, penggunaan tenaga kerja diprakirakan sedikit menurun dengan SBT sebesar negatif 2,24 persen sejalan dengan prakiraan penurunan kegiatan usaha. Menurunnya penggunaan tenaga kerja diprakirakan terjadi pada hampir seluruh sektor, antara lain Sektor Industri Pengolahan (SBT minus 1,16 persen) serta Perdagangan, Hotel, dan Restoran (SBT minus 0,58 persen)," pungkas Erwin.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan