Ilustrasi kenaikan inflasi - - Foto: Medcom.
Ilustrasi kenaikan inflasi - - Foto: Medcom.

Ada Lebaran, Tingkat Inflasi Mei 2022 Diprediksi Bakal Meroket

Husen Miftahudin • 11 April 2022 13:18
Jakarta: Bank Indonesia (BI) memprediksi tekanan inflasi pada Mei 2022 (tiga bulan yang akan datang) mengalami peningkatan. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Mei 2022 yang diperkirakan mencapai 141,3 atau lebih tinggi dari 139,1 pada bulan sebelumnya.
 
"Kenaikan Indeks Ekspektasi Harga Umum pada Mei 2022 sejalan dengan pola historis kenaikan harga pada saat momen Idulfitri," ungkap Survei Penjualan Eceran (SPE) Februari 2022 yang dikutip Senin, 11 April 2022.
 
Di sisi lain, responden juga memprakirakan penjualan eceran pada Mei 2022 meningkat. Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) Mei 2022 diperkirakan mencapai 157,8 atau meningkat dibandingkan 151,8 pada bulan sebelumnya.

"Peningkatan penjualan pada Mei diprakirakan sejalan dengan peningkatan permintaan karena adanya Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) Idulfitri," tutur BI.
 
Sementara itu, tekanan inflasi pada Agustus 2022 atau enam bulan yang akan datang diprediksi juga mengalami peningkatan. Ini tercermin dari IEH bulan laporan yang diperkirakan menjadi 132,4 atau lebih tinggi dari 129,8 pada bulan sebelumnya.
 
Untuk penjualan eceran pada Agustus 2022 yang tercermin dari IEP tercatat naik menjadi sebesar 155,1 dari 143,1 pada bulan sebelumnya. Peningkatan pada bulan ini didukung oleh kondisi cuaca, kelancaran distribusi, dan banyaknya program diskon saat Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
 
Adapun Bank Indonesia melaporkan kinerja penjualan eceran pada Februari 2022 tetap kuat secara tahunan. Indeks Penjualan Riil (IPR) pada bulan laporan tercatat 200,0 atau secara tahunan diprakirakan tetap tumbuh kuat 12,9 persen (yoy), meski tidak setinggi 15,2 persen (yoy) pada Januari 2022.
 
Kelompok yang tercatat menurun antara lain Kelompok Suku Cadang dan Aksesori minus 5,3 persen (yoy) dan Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya yang tercatat minus 22,8 persen (yoy). Sementara itu, pertumbuhan secara bulanan terkontraksi 4,5 persen (mtm), lebih rendah dari minus 3,1 persen (mtm) pada bulan sebelumnya.
 
Penurunan penjualan terjadi pada mayoritas kelompok, terutama pada Kelompok Suku Cadang dan Aksesori, Barang Budaya dan Rekreasi, serta Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang masing-masing tercatat sebesar minus 10,6 persen (mtm), minus 5,2 persen (mtm), dan minus 2,4 persen (mtm).
 
"Responden menginformasikan penurunan tersebut dipengaruhi oleh turunnya permintaan masyarakat, pasokan yang lebih terbatas, dan kondisi cuaca yang kurang mendukung," pungkas survei BI tersebut.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan