Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Adam Dwi.
Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Adam Dwi.

Rupiah Masih Babak Belur Lawan Kedigdayaan Dolar AS

Husen Miftahudin • 17 April 2024 16:26
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini kembali mengalami pelemahan.
 
Mengutip data Bloomberg, Rabu, 17 April 2024, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.220 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun 44 poin atau setara 0,28 persen dari posisi Rp16.176 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
"Pada penutupan pasar sore ini, mata uang rupiah ditutup melemah 44 poin walaupun sebelumnya sempat melemah 70 poin di level Rp16.220 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp16.176 per USD," kata analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis hariannya.

Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona merah pada posisi Rp16.214 per USD. Rupiah turun 44 poin atau setara 0,27 persen dari Rp16.170 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp16.240 per USD. Mata uang Garuda tersebut mengalami pelemahan sebanyak 64 poin dari perdagangan di hari sebelumnya di level Rp16.176 per USD.
 
Baca juga: Rupiah Lemah, Kita Harus Apa?
 

Menanti kebijakan suku bunga Fed


Ibrahim memaparkan, pedagang tetap bias terhadap dolar AS setelah rilis data inflasi dan penjualan ritel AS yang lebih tinggi dari perkiraan, yang menunjukkan inflasi masih stagnan dalam beberapa bulan terakhir.
 
Di sisi lain, peringatan dari Federal Reserve membuat sebagian besar pedagang tidak memperhitungkan penurunan suku bunga lebih awal serta memburuknya ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang mendorong permintaan safe haven.
 
Komentar Powell membuat para pedagang semakin mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga pada Juni, dengan alat CME Fedwatch yang kini menunjukkan peluang 79,2 persen bank sentral akan mempertahankan suku bunga tetap stabil.
 
"Alat ini juga menunjukkan para pedagang memperkirakan peluang kecil kenaikan 25 basis poin," tutur dia.
 
Lebih banyak pejabat Fed yang akan menyampaikan pidatonya dalam beberapa hari mendatang, dan kemungkinan besar akan mengulangi retorika Powell, mengingat bank sentral telah memberi isyarat setiap penurunan suku bunga akan dipandu oleh inflasi.
 
"Selain itu, para pedagang waspada terhadap kemungkinan tindakan intervensi oleh Pemerintah Jepang, terutama karena beberapa pejabat memperingatkan dalam beberapa pekan terakhir mereka tidak akan mengesampingkan tindakan apa pun untuk membendung pelemahan yen," tutup Ibrahim.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan