Ilustrasi. FOTO: Kaspersky
Ilustrasi. FOTO: Kaspersky

Warning, Investor Diminta Wait and See untuk Cari Rejeki di Bitcoin, Ini Alasannya!

Angga Bratadharma • 10 Mei 2023 12:02
Jakarta: Harga bitcoin (BTC) telah berkonsolidasi di rentang harga USD27 ribu hingga USD29.800 dalam satu pekan terakhir. Pada Sabtu, 6 Mei, bitcoin sempat melonjak ke USD29.800, yang merupakan level tertinggi dalam sepekan terakhir.
 
Namun, pada Selasa, 8 Mei, pukul 08.00 WIB, BTC kembali turun ke kisaran USD27.575 atau turun 2,50 persen dalam 24 jam terakhir. Total market cap pasar aset kripto juga melemah sebesar 2,92 persen menjadi USD1,14 triliun.
 
Bitcoin sempat menguat pada kamis, 4 Mei, ke kisaran USD29.300, merespons positif kebijakan kenaikan suku bunga The Fed di rentang 5-5,25 persen untuk menekan inflasi. Namun pekan ini bitcoin dan ethereum di bawah tekanan jual dengan banyaknya katalis negatif yang muncul.

Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha menjelaskan tekanan jual BTC dimulai setelah Amerika Serikat (AS) mencatat data Non Farm Payrolls pada April 2023 yang dirilis Jumat, 5 Mei, sebesar 253 ribu, lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya 165 ribu dan di atas konsensus 180 ribu.
Baca: Alarm Gagal Bayar Utang AS Kian Nyaring Berbunyi, RI Diminta Ambil Ancang-Ancang!

"Penambahan pekerjaan yang lebih baik dari perkiraan dalam ekonomi AS menandakan peningkatan daya beli, yang dianggap sebagai katalis positif untuk indeks dolar AS (DXY) dan negatif untuk pasar aset kripto," kata Panji, dikutip dari risetnya, Rabu, 10 Mei 2023.

Lonjakan transaksi

Selain itu, penurunan harga BTC juga didorong oleh kemacetan pemrosesan transaksi di jaringan bitcoin akibat lonjakan transaksi. Saat ini lebih dari 390 ribu transaksi dengan total 179 blok yang belum diselesaikan dan akan berdampak pada biaya pengiriman bitcoin yang naik hingga 330 persen.
 
"Dilansir Blockchain.com, ketika jaringan bitcoin berjalan normal maka biaya pengiriman dimulai dari USD0,55-2,5 per transaksi. Namun saat terjadi kemacetan seperti saat ini biaya transaksi naik hampir USD30 per transaksi," ujar Panji Yudha.
 
Menurut Panji pergerakan harga bitcoin dan ethereum saat ini sedang menunggu rilis data angka inflasi AS yang akan keluar pekan ini. Ia menyarankan investor aset kripto untuk wait and see untuk mencermati rilis data inflasi April yang akan keluar Rabu malam, 10 Mei.
 
"Jika data CPI dan inflasi AS lebih rendah atau sesuai perkiraan maka akan menjadi katalis positif bagi bitcoin dan ethereum. Namun, jika angkanya lebih tinggi di atas prediksi pasar maka bitcoin berpotensi melanjutkan koreksi karena akan mendorong The Fed untuk mempertahankan suku bunga yang lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama," pungkas Panji.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan