Hal ini perlu dilakukan mengingat potensi industri asuransi jiwa masih sangat besar. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat tingkat penetrasi asuransi terhadap PDB Indonesia baru mencapai 2,72% pada Februari 2025 jauh di bawah Malaysia (4,6%) atau Singapura (9%).
Sementara itu, indeks inklusi asuransi baru berada di 28,5%, dan literasi asuransi di 45,45%. Artinya, masih banyak masyarakat yang paham manfaat asuransi, tetapi belum merasa perlu atau yakin untuk membeli polis.
Di sinilah pelayanan memainkan peran penting. Pelayanan yang ramah, cepat, dan transparan dapat menutup jarak antara literasi dan inklusi. Bagi banyak calon nasabah, pengalaman pertama berinteraksi dengan perusahaan sering kali menentukan apakah mereka akan membeli premi atau sebaliknya.
Sadar akan perubahan ini, Chubb Life Indonesia mengambil langkah konkret dengan menghadirkan Chubb Life Care, pusat Customer Service Walk-In baru di Setiabudi Atrium, Jakarta Selatan. Fasilitas ini dibuka sejak Mei 2025 dan dirancang khusus agar nasabah dapat mengajukan klaim, mengakses informasi polis, hingga berkonsultasi langsung dengan suasana yang lebih modern dan nyaman.
“Fasilitas baru ini lebih dari sekadar lokasi layanan nasabah. Ini adalah bukti komitmen kami untuk memberikan pengalaman berasuransi yang berbeda dan lebih baik,” ujar President Director Chubb Life Indonesia Kumaran Chinan.
Langkah Chubb Life sejalan dengan arah industri yang mulai menempatkan pelayanan nasabah sebagai inti dari inovasi bisnis. Menurut data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), total premi asuransi jiwa pada kuartal I 2025 tumbuh sekitar 3,2% secara tahunan (YoY) menjadi Rp47,45 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh premi lanjutan, yang meningkat 8,2%, menandakan kuatnya loyalitas nasabah eksisting.
Namun, bisnis baru justru menunjukkan penurunan tipis. Artinya, tantangan utama kini bukan hanya menjaring nasabah baru, tetapi menjaga kepercayaan yang sudah terbentuk dan itu bergantung pada mutu pelayanan.
Menggabungkan Sentuhan Manusia dan Teknologi
Untuk menjawab kebutuhan beragam segmen nasabah, Chubb Life Indonesia menggabungkan dua pendekatan yakni layanan langsung dan digital.Selain walk-in service di Jakarta, perusahaan juga menghadirkan solusi digital seperti WhatsApp Virtual Assistant dan Customer Corner, platform self-service 24 jam yang memungkinkan nasabah mengakses klaim, pembayaran premi, hingga detail polis di mana saja, kapan saja.
Kombinasi ini mencerminkan tren baru di industri keuangan, di mana “high-tech meets high-touch” menjadi kunci. Teknologi mempercepat proses, sementara interaksi manusia memastikan kepercayaan tetap terjaga.
Chubb Life Care juga dirancang bukan hanya untuk nasabah, tetapi untuk orang-orang yang melayaninya. Fasilitas ini menyediakan ruang kerja ergonomis dan area kolaboratif bagi tim telemarketing dan tenaga pemasar. Dengan lingkungan kerja yang nyaman dan inspiratif, perusahaan percaya timnya dapat memberikan layanan yang lebih empatik dan responsif.
Pendekatan seperti ini terbukti efektif. Riset McKinsey (2024) menunjukkan perusahaan asuransi yang berinvestasi pada customer experience mampu meningkatkan retensi nasabah hingga 30% lebih tinggi dibanding perusahaan yang tidak melakukannya.
Dengan target OJK menaikkan penetrasi asuransi menjadi 3,2% terhadap PDB pada 2027, seluruh pelaku industri dituntut untuk bukan hanya menjual polis, tetapi juga membangun hubungan jangka panjang berbasis kepercayaan dan kemudahan akses.
Langkah Chubb Life Indonesia membuka Chubb Life Care menjadi contoh konkret bahwa pelayanan adalah strategi pertumbuhan, bukan hanya fungsi pendukung. “Kami mendefinisikan ulang arti sebenarnya dari kepedulian terhadap nasabah,” ujar Kumaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id