Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI). Foto: Medcom.id/Desi Angriani
Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI). Foto: Medcom.id/Desi Angriani

Manfaatkan Kemilau Emas, Archi Indonesia Bakal IPO Juni

Suci Sedya Utami • 31 Mei 2021 16:32
Jakarta: PT Archi Indonesia Tbk (Archi) mengumumkan rencana pencatatan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui skema Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) pada Juni 2021.
 
Rencananya, Archi akan melepas sebanyak-banyaknya 4.967.500.000  lembar saham dengan nilai nominal Rp10 per lembar saham.
 
Wakil Direktur Utama Archi, Rudy Suhendra, mengatakan tujuan dari IPO perseroan untuk mengembangkan dan mengakselerasi rencana pertumbuhan perusahaan, sekaligus juga untuk terus meningkatkan tata kelola perusahaan.

"Dengan mencatatkan saham perusahaan kami di BEI, Archi bermaksud untuk mempercepat rencana pertumbuhan kinerja perusahaan, dan lebih meningkatkan praktik tata kelola perusahaan yang baik dengan adanya pengawasan secara langsung dari Otoritas Jasa Keuangan dan BEI sebagai regulator, serta masyarakat secara umum," kata Rudy dalam keterangan resmi, Senin, 31 Mei 2021.
 
Archi merupakan perusahaan tambang yang mengelola bisnis pertambangan emas. Archi yang memiliki lokasi tambang di provinsi Sulawesi Utara, mulai beroperasi sejak 2011 dan telah memproduksi total 1,9 juta ons atau setara dengan 58 ton emas hingga 2020, dan memiliki cadangan bijih emas sebanyak 3,9 juta ons atau setara dengan 121 ton per akhir Desember 2020.
 
Archi atau juga dikenal dengan Tambang Emas Toka Tindung merupakan salah satu perusahaan tambang emas terbesar di Indonesia yang terdiri dari dua kontrak karya yang dimiliki oleh entitas anak Archi, yaitu PT Meares Soputan Mining ( MSM) dan PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN).
 
Kedua kontrak karya ini berlaku hingga 2041, dan bisa mendapatkan dua kali perpanjangan, masing-masing untuk jangka waktu maksimum 10 tahun. Tambang Emas Toka Tindung merupakan salah satu tambang emas yang memiliki tingkat cadangan bijih emas tertinggi serta Umur Tambang (Life-of-Mine/LOM) terpanjang di kawasan Asia Tenggara menurut konsultan industri pertambangan CRU International Limited (CRU).
 
Hingga akhir 2020, Archi baru mengeksplorasi dan menambang emas sekitar 10 persen dari total keseluruhan area konsesinya yang memiliki luas sekitar 40 ribu hektare, karena itu Archi masih memiliki potensi penambahan cadangan bijih emas secara signifikan.
 
Ke depan Archi menargetkan untuk meningkatkan kapasitas pabrik pengolahan bijih emas yang dimiliki dari 3,6 juta ton per tahun di akhir 2020 menjadi 8,0 juta ton per tahun pada akhir 2025. Dengan peningkatan kapasitas ini akan memungkinkan Archi untuk mencapai produksi sebanyak lebih dari 450 kilo ons atau setara dengan lebih dari 14 ton emas per tahun.
 
Pada 2020, Archi mencatatkan total pendapatan sebesar USD393,3 juta dan merupakan penyumbang nilai pajak dan royalti terbesar dari sektor industri pertambangan emas di provinsi Sulawesi Utara, yang mana sekitar 98 persen dari total pendapatan perseroan pada 2020 dihasilkan dari penjualan emas.
 
Selain itu, perseroan juga melakukan upaya efisiensi biaya yang berdampak positif terhadap kondisi keuangan perseroan. Di akhir 2020 Archi mencatatkan laba bersih sebesar USD123,3 juta.
 
Lebih lanjut, Rudy mengajak masyarakat untuk berinvestasi di saham Archi karena Archi merupakan salah satu saham yang tercatat di BEI yang memiliki exposure penuh terhadap bisnis pertambangan emas, karena emas merupakan komoditas dengan nilai yang stabil dan sangat menarik bagi investor,
 
"Emas sering dianggap sebagai salah satu komoditas teraman, dengan nilai investasi yang terpercaya serta sustained dari waktu ke waktu," jelas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan